Senin, 19 Agustus 2019

Optimisme ala Candide (+Giveaway)


Judul: Candide
Judul asli: Candide ou l'Optimisme
Pengarang: Voltaire
Penerbit: DIVA Press (2019)
ISBN: 9786023917341
Jumlah Halaman: 204 halaman
Penerbitan Perdana: 1759





Lihat sinopsis
Candide, dongeng filsafat satir yang ditulis oleh Voltaire, bercerita tentang seorang pemuda dari Westphalia bernama Candide dan kisahnya bertualang keliling dunia untuk menyelamatkan kekasihnya, Cunegonde. Candide merupakan seorang yang sangat optimistis meskipun dalam perjalanannya ia selalu menghadapi bencana dan musibah. Sifatnya itu didapat dari gurunya, Pangloss.

Melalui novel ini, secara tidak langsung Voltaire menyatakan bahwa dunia merupakan sebuah distopia dan kekejaman manusialah yang membuat dunia ini menjadi tidak sempurna


Candide yang ditulis sekitar tahun 1758 dan diterbitkan setahun setelahnya adalah sebuah novel satire, ironi, sarkasme dan hiperbola. Judul lengkapnya adalah Candide, ou L’Optimisme (Candide, atau Optimisme). Membacanya akan membaca kita dalam sebuah petualangan moral tanpa batasan, bahkan dalam adegan kematian. Tokoh-tokohnya bersliweran, tewas di satu panggung hanya untuk hidup kembali di kejadian berikutnya, dan kemudian mati lagi di dua halaman kemudian. Seluruh keberadaan cerita ini mengangkat tema (atau lebih tepatnya, mengolok-olok ide) bahwa karena Tuhan itu sempurna, maka semua keadaan di dunia, semua kejadian yang terjadi adalah juga sempurna, keadaan yang terbaik dari yang terbaik. Sebuah pandangan filsafat yang diusung oleh Gottfried Leibniz. Bahkan setelah semua kemalangan yang menimpa Candide, Pangloss, Cunegonde, dan tokoh-tokoh yang lain, ia tak bergeming. Optimisme tanpa batas.


Candide adalah seorang keponakan tidak sah dari seorang bangsawan di daerah Westfalia. Dibesarkan di istana dengan seorang guru penganut ajaran optimisme bernama Pangloss. Saat jatuh cinta pada Cunigonde, putri bangsawan itu, Candide langsung ditendang keluar istana dan dimulailah kejadian-kejadian buruk yang membuatnya mempertanyakan teori "kebaikan dunia" yang dianutnya. Anehnya, meskipun semua keburukan yang terjadi selama ia berkeliling dunia, Candide (dan Pangloss) masih berpegang teguh pada filosofi ini. 

Selama perjalanan ini, Candide juga bertemu beberapa tokoh lain yang jelas-jelas lebih realistis. Si wanita tua, Cacambo maupun Martin. Ketiganya mewakili pandangan yang sedikit lebih tidak naif, melihat dunia secara apa adanya, mempertanyakan keserakahan dan hausnya manusia akan kekuasaan dan harta. Perang, tirani, intoleransi, ketidakpedulian, korupsi, penipuan dan segala yang buruk yang dapat terjadi di bunia, tapi tentu saja Candide masih berpikir sebaliknya. Sedangkan tokoh Martin yang lebih realistis berusaha menyadarkannya. Sebuah dialog bermakna yang paling kusukai di novel ini:

"Apakah Tuan percaya," kata Candide, " bahwa sejak dahulu kala manusia sudah saling bunuh seperti sekarang? Bahwa sejak dulu kala mereka berbohong, berkhianat, curang, tidak tahu berterima kasih, merampok, lemah, mencuri, pengecut, mendengki, rakus, mabuk, kikir, serakah, haus darah, tukang fitnah, asusila, fanatik, munafik dan bodoh?"
"Apakah Tuan percaya," jawab Martin, "bahwa sejak dahulu kala elang selalu memangsa merpati tiap kali ia menemukannya?"
"Iya, tentu saja," kata Candide.
"Nah," kata Martin, "bila burung elang memiliki sifat-sifat yang sama sejak dahulu kala, mengapa pula Tuan berpikir bahwa manusia dapat mengubah sifat-sifatnya?"
"Oh, tapi pasti urusannya beda, karena manusia punya kehendak bebas...."

Haha... di satu sisi aku geleng-geleng kepala akan optimisme Candide, tapi di sisi lain aku juga mengaguminya. Di banyak waktu aku lebih percaya pada kerealistisan Martin, tapi aku juga ingin percaya bahwa manusia itu pada dasarnya baik kok.


Pada akhirnya, semua kembali pada diri masing-masing. Candide, Pangloss, Cunigonde, Cacambo, Si wanita tua dan Martin akhirnya belajar tentang kesederhanaan pada seorang petani tua dan sampai pada suatu kesimpulan untuk membiarkan dunia apa adanya dan melanjutkan hidup, semua energi dan kekayaan yang tersisa pada pekerjaan-pekerjaan harian yang pada akhirnya malah membuat mereka bahagia.




* * *


Ok, giveaway-nya sudah kututup ya... pengumuman pemenangnya nanti malam, tungguin d. Makasih semuaaaa.

* * *
Maapkeun saya karena beberapa hal, pengumuman pemenangnya jadi tertunda. Tapiii... tanpa berlama-lama lagi, ...drumroll... klik random.org, dan yang terpilih adalah... No. 3.

Okaaayy, selamat kepada Ade Yuanita Putri Pratiwi. Pemenang akan dihubungi lewat email dan dm twit.

Untuk yang belum beruntung, giveaway selanjutnya masih berlangsung di www.missfioree.space ya. Ikutan lagi, siapa tahu lebih beruntung. Sekali lagi, terima kasih semua.



Goodreads Review

8 komentar:

  1. Nama: inggit ryza pw
    Alamat email : inggitrpw@gmail.com
    Link membagikan: https://m.facebook.com/iengegeite?ref=bookmarks
    https://twitter.com/Inggit_Wardani/status/1163339546353733634?s=20
    Jawaban :
    Rasa optimisme buat aku itu penting banget. Karena aku harus yakin dan bisa pada hal itu untuk bisa terwujud. Terlepas dari belenggu desas desus orang lain yang membuat rasa optimisku berkurang.
    Saat aku mengerjakan skripsiku sendiri. Aku yakin itu karyaku jadi salah atau benar jawabannya ada dalam diriku. Terlepas dari orang lain melihat skripsiku dan berkata "kayanya ini bukan gini". Karena sesungguhnya apa yang aku yakini itu yang benar. Tetap teguh apa yang kita yakini itu benar dan bisa.

    BalasHapus
  2. Nama: Lila Podungge
    Email: lilass1051@gmail.com
    Link membagikan: https://twitter.com/lila_coolradio/status/1163446112407044096?s=20
    Jawaban:
    Sebenarnya yang jadi masalah adalah diriku sendiri yang kadang ngga punya rasa optimism. Kepengen melakukan ini itu, mikirnya laamaaa… Kira-kira optimis berhasil ngga ya? Seiring berjalannya waktu, proyek yang dipikir lama banget itu jadi juga. Meski lambat. Jadi sebenarnya ada sedikit optimism dalam diri, cuma kadang harus benar-benar di push bisa keluar.

    BalasHapus
  3. Nama: Ade Yuanita Putri Pratiwi
    Alamat Email: adeyuanitaputri8@gmail.com
    Link membagikan: https://twitter.com/AdeYuanitaPutr4/status/1163495909738471436?s=19
    Jawaban:

    Buatku, optimisme adalah keyakinan—dari diri kita sendiri—bahwa semua akan berjalan baik dan sesuai rencana. To be honest, sampai hari ini aku masih mencoba buat optimis. Optimis bisa menghadapi mereka yang menghina dan menganggap aku rendah karena masa laluku. They said, aku enggak pantes bahagia. Aku enggak pantes dapet orang baik. Aku lebih pantes hancur. But, I think and I believe, kalo Allah masih mau maafin aku. Aku optimis bisa jadi lebih baik dan nampar mereka yang dulu ngerendahin aku :)

    Btw, maap jadi curhat wkwk

    BalasHapus
  4. Nama : Yenny

    Alamat email : rararaya59@gmail.com

    Link membagikan : https://mobile.twitter.com/caramacchiato98/status/1163658551610478592

    Jawaban :
    Seringnya aku berharap rasa optimisme ini muncul ketika aku punya sesuatu untuk diraih, dan aku punya cukup rasa optimisme ketika aku sedang mengalami kegagalan. Gagal mendapatkan sesuatu yang aku pengin, misalnya. Karena dengan begitu, aku jadi bisa berpikiran positif dalam memandang sesuatu hal yang memang belum ditakdirkan untuk bisa aku raih saat itu juga. Dengan munculnya pemikiran positif yang disebabkan oleh adanya optimis ini, aku jadi bisa terhindar dari hal-hal negatif yang bikin aku mengeluh dan menganggap kalau dunia ini gak adil.
    Intinya, buatku arti optimisme bukan hanya keyakinan dan kepercayaan, tapi juga kekuatan untuk menghadapi apapun.

    BalasHapus
  5. Nama: Deasy Astrid
    Alamat email: deasyastrid80@gmail.com
    Link membagikan: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1317098728470951&id=100005125088404

    Jawaban:
    Menurutku, optimis itu memandang segala sesuatu dengan kedua mata (gak setengah-setengah/sebelah mata). I mean, segala sesuatu pasti ada maknanya. Aku sering berpikir klo segala sesuatu yg kita lakukan itu gak akan sia-sia, meskipun aku gagal hari ini, aku percaya klo aku gak akan gagal seterusnya, semua akan indah menurut waktu-Nya. Dan yeah, aku sangat bersyukur karena aku bisa dapet rasa optimis itu ketika aku sedang terpuruk. Tuhan selalu kirim orang-orang pilihan-Nya buat memotivasi aku, ntah itu lewat medsos atau secara langsung. Mereka selalu bisa meyakini aku, buat aku bangkit dan optimis. Sekian dan God bless you!

    BalasHapus
  6. Nama: Hapudin
    Email: hapudincreative@gmail.com
    Link: https://twitter.com/adindilla/status/1164556401965858817?s=19

    Jawaban saya:

    Optimis itu sifat memperjuangkan hal baik dengan sikap bodo amat pada prosesnya. Jadi ketika bersikap optimis, mau ada rintangan sebesar apa pun, mau ada cacian dan hinaan sekadar apa pun, kita tetap maju karena prinsip apa yang kita perjuangkan bernilai kebaikan.

    Beberapa Minggu lalu saya mengalaminya sendiri. Saat berenang di satu talaga di Majalengka, ada anak remaja yang tenggelam. Kebetulan saya berada paling dekat dengan anak itu, dan langsung meluncur menolong. Padahal saya tidak bisa berenang. Prosesnya, saya hampir ikut telenggam. Tapi sekuat tenaga saya dorong tubuh anak itu ke tepian. Alhamdulillah, si anak selamat.

    Saat itu saya optimis bisa menolongnya walau saya sadar kalau saya kekurangan. Tapi niat baik menyelamatkan nyawa anak itu, saya tetap melakukannya tanpa ragu/optimis.

    BalasHapus
  7. nama : Farida Endah
    email : faridaendah@gmailc.com
    link : https://twitter.com/farida_271/status/1164793024997543936
    Jawaban : Optimisme menurut aku adalah sebuah perasaan dimana kita merasa yakin bisa dan melakukan sesuatu dengan sebaik dan semampu kita, terlepas dari itu nanti berhasil apa tidak bukan masalah. bodo amat dengan hasilnya bagimana, selama kita bisa memberikan yang terbaik sesuai dengan kemampuan kita maka apapun hasilnya adalah sebuah pembelajaran yang pantas untuk tetap disyukuri.

    BalasHapus
  8. Nama : Lina Fitriani
    Alamat email : 19linafitrianid2@gmail.com
    Link membagikan : https://twitter.com/19linafitriani2/status/1164997393827319808
    Jawaban : Optimis bagiku adalah sebuah jiwa, yang harus ada agar raga ini tetap bernyawa. Optimis tak hanya sekedar pengharapan namun lebih kepada sebuah keyakinan, dengan adanya sikap optimis saya percaya bahwa yang saya lakukan pasti akan membuahkan hasil meskipun hasilnya kadang tak sesuai harapan. Dengan tetap optimis artinya kita tetap yakin akan ada jalan lain yang terbaik bila hasil yang kita dapat tak sesuai dengan harapan.
    Saya merasa cukup optimis dengan cita cita saya, meskipun berulang kali gagal saat meraihnya saya tetap percaya akan ada jalan lain yang disiapkan Allah buat saya. Karena sikap optimis itu membawa kita untuk terus berusaha menuju tujuan kita, meskipun jalan yang dilalui itu berbeda. Bila kita tetap optimis bukan tidak mungkin jika jalan itu tetap akan berakhir kepada tujuan awal kita.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Recent Pages

Recent Posts Widget