Warped

Judul: Warped: Sang Penenun Kehidupan
Judul Asli: Warped
Pengarang: Maurissa Guibord
Penerbit: Atria (2012)
ISBN: 978-979-02-4497-9
Jumlah Halaman: 370 halaman
Penerbitan Perdana: 2011
Literary Awards: NOMINEE - Bank Street Child Study Children's Book Award, FINALIST 2012 - RITA Award



Unicorn and enchanted carpet
Black magic and nasty old witch
Books lover ordinary girl
Handsome prince
Time travel 

LOVE for ALL eternity


Oke, jadi buku ini punya semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat dongeng modern ala Cinderella atau Frog Prince. Tidak jelek sih untuk bacaan ringan pelipur lara. Karakter-karakternya cukup kuat, punya otak dan tidak galau. Percampuran elemen sihir, myth dan time travel-nya pas dan dapat dengan mudah dinikmati. Kelokan-kelokan kisahnya lumayan tak terduga. Sayang penyelesaiannya sedikit dipaksakan supaya bisa happy ending. Pokoknya, ini bacaan yang sangat cocok buat genre YA Fantasy.



Kisah diawali dengan kejadian di sekitar abad 16. Seorang gadis desa melarikan diri dari 'perburuan' pernikahan yang tidak disukainya. Dalam pelariannya ini ia memasuki kawasan Hutan Hitam milik Lord de Cauchy. Putra bungsu sang bangsawan, William de Cauchy, tidak sengaja melihatnya dan kemudian mengikutinya. Namun alih-alih bertemu sang gadis, Will malah bertemu nenek sihir, yang kemudian menarik benang kehidupannya dan memerangkapnya dalam bentuk Unicorn dalam sebuah permadani.

Norn Sisters
Source: Myth Wiki

Kejadian ini tentu saja tindakan melawan takdir, dan diketahui oleh 3 bersaudari Norn. Ketiga bersaudari ini tinggal di bawah pohon kehidupan Yggdrasil dan bertugas memintal kain kehidupan manusia. Spyn yang termuda mengumpulkan kabut-kabut pohon dan memintalnya menjadi benang, dan menyerahkannya pada Weavyr. Weavyr kemudian menjalin benang-benang kehidupan ini menjadi takdir manusia yang saling terkait. Sedangkan saudari tertua mereka, Schyta membawa gunting yang bertugas memotong benang kehidupan seseorang. Meskipun mengetahui ada beberapa benang kehidupan yang tiba-tiba raib dari kain takdir, ketiga bersaudari ini tak kuasa untuk berbuat apa-apa, karena tidak adanya petunjuk apapun.

Lalu cerita bergulir ke masa kini. Seorang pemilik toko buku bekas beserta putrinya membeli setumpuk buku dalam pelelangan isi sebuah kastil tua. Bersama tumpukan buku-buku tersebut, tidak sengaja, terjual pula permadani cantik bergambar unicorn dan buku kuno berbahasa latin Texo Vita (Menenun Kehidupan). Mulai saat menyentuh permadani itu, si gadis terus menerus mendapat kilas penglihatan tentang seorang hutan, gadis, unicorn, nenek sihir, dst. Tidak cukup dengan itu, suatu ketidak sengajaan lain membuat ia membebaskan sang bangsawan dari kutukannya. Dimulailah petualangan seru si gadis dan si bangsawan muda, karena sekarang mereka terperangkap di antara Norn bersaudara yang menuntut kembalinya ketujuh benang kehidupan yang hilang, sementara si nenek sihir mati-matian berusaha mendapatkan dan mengembalikan Unicorn ke dalam permadani agar ia dapat hidup abadi.


Seperti yang sudah kutuliskan di atas, kelokan-kelokan kisah petualangan mereka berdua ini cukup asyik diikuti (tentu saja juga demikian dengan kelokan kisah cinta mereka). Apalagi semuanya dikisahkan dengan mengalir dan dengan alur lumayan cepat. Cocok untuk bacaan Valentine?! #eaaa :)

Edisi bahasa Indonesianya ini juga diterjemahkan dengan lumayan apik dan tanpa typo. Yang paling kusukai justru covernya. Warna merah maroon dengan ilustrasi kabur tiga bersaudari takdir yang seakan-akan tertutup kabut. Yang istimewanya lagi, jika diperhatikan dengan seksama, warna merah itu itu ternyata bertekstur seperti tenunan kain kasar, sangat pas dengan tema ceritanya yang seputar benag dan kain kehidupan. Bahkan daripada cover edisi aslinya, aku tetap lebih suka cover edisi terbitan Atria ini lo.

https://www.goodreads.com/review/show/560890536