Tampilkan postingan dengan label Horror. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Horror. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Agustus 2019



Judul: Journal of Terror
Pengarang: Sweta Kartika
Penerbit: by m&c! (2019)
ISBN: 9786024805869
Jumlah Halaman: 336 halaman
Penerbitan Perdana: 2019





Lihat sinopsis
Namaku Prana. Aku bisa melihat penghuni dunia seberang melalui mata saudara kembarku yang sudah mati. Tanpa pernah kuduga, kemampuan ini telah mengantarkanku ke depan gerbang petualangan menuju dunia kegelapan. Ini adalah catatan harianku. Kumpulan kisah-kisah berhantu yang kurangkum dalam sebuah jurnal. Jurnal penuh misteri. Jurnal penuh teror.


Paman datang! (src: Sweta Kartika)

SYEREEEM!!
Satu kata yang bisa menggambarkan novel ini adalah seram!

Mungkin karena si pengarang sudah terbiasa di media komik, novelnya pun sangat visual menggambarkan nuansa, kejadian dan emosi pelakunya. Alhasil, efek horor yang bikin bulu kuduk meremang sangat didapat. Merinding disko sepanjang baca. Aseliiii nakutin!!!

Kisah ini pada dasarnya adalah sebuah jurnal yang ditulis oleh si tokoh utama, Prana. Prana ini punya daya linuwih bisa melihat makhluk-makhluk tak kasat mata sejak ia masih balita. Kelebihannya ini membawanya pada pengalaman-pengalaman unik nan menakutkan, yang kadang-kadang ia sendiri tak mengerti. Menjelang akhir buku, akan ada sedikit misteri yang terkuak, namun justru menambah rasa penasaran akan kelanjutan ceritanya.

Pengaturan alurnya juga bagus. Setelah prolog yang sedikit memperkenalkan si tokoh utama, disambung satu kisah panjang yang memperlihatkan karakter dari si tokoh. Disusul beberapa cerita -jurnal- seram, lalu diakhiri dengan pemunculan tulang punggung cerita utamanya, sang villain, plus satu karakter baru yang kemungkinan bakal jadi partner si tokoh utama. Asyik, seru untuk dinikmati... asal..... hah, pokoknya baca aja d...





Goodreads Review

Kamis, 04 Agustus 2016

Kisah Mata Merah Menyala yang Istimewa


Judul: Psychic Detective Yakumo - The Red Eye Knows
Judul Asli: 心霊探偵八雲1 赤い瞳は知っている - Shinrei Tantei Yakumo 1 Akai Hitomi wa Shitte Iru
Pengarang: 神永学 - Kaminaga Manabu
Penerbit:  PT Gramedia (m&c!) (2016)
ISBN: 9786023398706
Jumlah Halaman: 360 halaman
Penerbitan Perdana: 2004



Lihat sinopsis
Untuk berkonsultasi mengenai temannya yang terlibat dalam peristiwa aneh, Haruka mengunjungi "Asosiasi Peneliti Film" karena mendengar kabar tentang keberadaan lelaki yang memiliki kekuatan spiritual di sana. Namun, yang dijumpainya justru seorang anak muda kurus dengan pandangan mengantuk dan rambut acak-acakan. Apakah Haruka akan berhasil melakukan konsultasi sesuai yang direncanakannya?!

Yakumo Saitou, anak muda yang memiliki kemampuan melihat arwah orang mati berkat mata kirinya yang berwarna merah, menghadapi berbagai kasus aneh dengan gaya yang nyentrik. Kasus penyiksaan dan pembunuhan mehasiswi, terowongan berhantu, dan pembunuhan dengan famuflase bunuh diri.... Semua berhasil dipecahkannya dengan baik! Namun, ada sesosok misterius yang membayanginya...


OK, quick confession.
Aku sudah lope-lope sama yang namanya Yakumo ini sejak duluuu, saat pertama kali baca manga versi Oda Suzuka (edisi scanlation gratisan pula). Kombinasi karakter selengekan tapi dependable ini, plus ilustrasi tokoh yang guanteng banget dari Oda bikin aku betah menikmatinya. Padahal manga genre horor seperti ini biasanya sedikit di luar zona nyaman bacaku.

Sempat hiatus cukup lama, sampai aku juga lupa, tahu-tahu teringat saat melihat m&c! mengeluarkan kembali tankubon terbaru manga edisi terjemahannya. Lah, ternyata sudah vol. 10. Sedangkan terakhir baca mungkin baru pertengahan vol. 8. Mau ikutan koleksi, sudah agak sulit mencari yang lengkap. Mau baca scanlation lagi, malu. #halah! #nggaya!  Nah, kok habis itu malah lihat edisi light novel originalnya juga akan diterbitkan. Ini penerbit memang mau ngajak nipisin isi dompet yak.

Di saat itu aku malah jadi tertarik menonton versi animenya. Ngopilah aku 13 episode anime ini dari sumber terpercaya *uhuk*kak lila*uhuk* Lumayan puas nonton ending versi anime, tapi itu malah bikin jadi bener-bener pengin baca novel n koleksi manga-nya. Manganya tetep belum kesampaian, tapi novelnya ini akhirnya berhasil kudapatkan dengan harga diskon plus plus. Begitu paketnya sampai langsung ngebut dibaca, daaaan... ini dia kesan-kesan singkatku setelah membacanya... (singkat aja, udah kebanyakan cerita di atas)
=))


Sesuai sinopsisnya, tokoh utama novel ini adalah Saitou Yakumo. Pemuda ini dilahirkan dengan mata kiri berwarna merah menyala, yang istimewanya, bisa melihat arwah orang yang sudah mati. Karena matanya ini, ia tumbuh besar dengan ditakuti, dikasihani, dijauhi dan lebih sering lagi, di-bully, sehingga karakternya menjadi sangat aneh, sarkastik, kasar, blak-blakan, sometimes even heartless. Tapi semuanya berubah sejak negara api menyerang sejak Ozawa Haruka yang sedang tersandung masalah perhantuan mengunjungi markas rahasianya. Sikap Haruka yang hobi menolong orang (dan hobi pula diculik penjahat) membuat mereka mengalami berbagai kejadian menyeramkan yang melibatkan arwah penasaran dan kejahatan yang belum terselesaikan.

Di novel ini ada tiga kasus yang melibatkan mereka dan Detektif Polisi Gotou serta Ahli Forensik Hata, plus satu kisah tambahan. Meskipun sikap dan pandangan hidup Yakumo dan Haruka amat sangat bertolak belakang dalam hal menolong orang lain yang sedang membutuhkan, tapi satu ucapan Haruka tentang mata kiri Yakumo telah mengikat mereka berdua dalam hubungan yang yang sulit dilepaskan. Takdir mungkin, hihihi....


Secara perbandingan, penggambaran karakter Yakumo di sini jauh lebih keras dan menjengkelkan, tapi sweetness-nya yang suka tiba-tiba muncul, jadi lebih terasa juga. Perbantahannya setiap kali bertemu Det. Gotou selalu bikin geli. Cocok, yang tua yang muda gak ada yang mau kalah.  Aku juga lebih suka penggambaran sosok Ozawa Haruka yang di novel ini daripada di manga dan anime. Lebih kelihatan kontrasnya dengan Yakumo.

Saito Isshin sudah muncul di kasus kedua, tapi tidak ada (belum??) si kecil Nao-chan. Apa memang itu hanya tambahan di versi manga/animenya ya? Entahlah...



Untuk edisi terjemahannya, terasa sedikit kaku dan tersendat. Tapi kalau sudah sering membaca manga terjemahan Jepang akan terbiasa dan tidak terlalu mengganggu. Memang cara percakapan mereka aslinya seperti itu ya.
Shinrei Tantei Yakumo Novel Vol. 1
Nihon Bungeisha Cover

Covernya aku lumayan suka, tampak cantik sekali dengan latar hitam mulus berpadu baju Yakumo yang putih bersih. Kedua warna matanya yang berbeda pasti langsung menarik perhatian pembaca. Suka juga karena penerbitnya mengambil sisi manis buku ini sebagai cover dibandingan cover versi asli yang terkesan sangat dark dan sedikit mengerikan. Walau begitu, kesannya memang jadi lebih feminin daripada ilustrasi manga dan animenya. 




Oh iya, jadi pengin cerita lagi.

Jadi kan kapan hari itu, aku sempat mengingat-ngingat nama pengarangnya ini, Manabu Kaminaga, pernah dengar di mana?? Setelah agak lama, baru teringat pada dorama yang dibintangi Kamenashi Kazuya yang judulnya Yamaneko, si kucing sinting yang ngakunya adalah detektif pencuri dengan semangat Bushidonya. Dan setelah kucek, ternyata memang benar, dorama itu juga diangkat dari novel karya pengarang yang sama. Miaaooo!!

*udah gitu aja ceritanya*
*udah pernah nonton Yamaneko belum? Itu dorama kocak banget dah! nonton deh... *
*ini ripiu kok malah jadi iklan dorama??*



https://www.goodreads.com/review/show/1716502840

Jumat, 29 Juli 2016

Just After Sunset

Lok: Just @Home
A cup of tea & Nastar cookies


Judul: Just After Sunset - Setelah Matahari Terbenam
Judul Asli: Just After Sunset
Pengarang: Stephen King
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2013)
ISBN: 9786020300610
Jumlah Halaman: 576 halaman
Penerbitan Perdana: 2008




Lihat sinopsis
Koleksi cerpen yang brilian dari Stephen King. Siapa selain Stephen King yang bisa mengubah toilet portabel menjadi kanal kelahiran berlendir, atau bar pinggir jalan menjadi tempat untuk cinta abadi? Seorang penjual buku yang marah mengangkut seorang pembonceng bisu, tanpa menyadari bahwa pria itu mendengar semua ocehannya dengan sangat jelas. Atau rutinitas olahraga dengan sepeda stasioner, yang dimulai untuk mengurangi kolesterol, bisa membawa pengendaranya pada perjalanan yang memikat sekaligus mengerikan. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Just After Sunset––sebut saja senja, atau petang, adalah waktu ketika hubungan antar manusia mengambil bentuk yang tidak wajar, ketika segalanya tidak seperti yang terlihat, ketika imajinasi mulai meraih bayang-bayang yang menghilang menjadi kegelapan, dan siang hari yang terang bisa terusir pergi dari dirimu. Ini waktu yang sempurna bagi Stephen King.



Kumcer yang begitu khas dari Stephen King. Dari kisah-kisahnya yang tak terduga sampai narasi awalnya yg paaaaaaaaanjang... demi membangun suasana. Memang harus sabar mengikuti kisahnya, tapi yakin akan terbayar puas dengan twist dan ending yang memikat di tiap kisah.

Favku dalam antologi ini adalah Sepeda Stasioner. Aku suka sekali perpindahan antara dunia nyata dan tidak nyata yang mulus terjadi di kisah itu. Premis awalnya tentang seseorang yang perlu sedikit berolahraga demi kesehatannya, berlanjut dengan kisah-kisah pekerja yang kehabisan pekerjaan gara-garanya. Aneh, unik, tak terduga, dengan sentuhan thriller dan sedikit membius untuk tenggelam dalam dunia Richard Sifkitz. Meski begitu, endingnya malah berasa 'terlalu logis' untuk ukuran SK. Penginnya sih ending yang lebih tidak biasa.

Kisah lain yang memikat dan manis adalah New York Times dengan Harga Khusus. Sebuah kisah magic-realism ala SK yang bikin terharu. Jarang-jarang ada kisah dari sang maestro yang sedih dan bikin patah hati dari awal hingga akhir.

Cerpen/novela N. di kumcer ini menurutku yang paling kental rasa thriller-horror khasnya SK. Separuh jalan membaca novela ini aku selalu merinding dan berkali-kali menengok depan-belakang-samping-kolong. Nuansa mencekam yang pelan-pelan dibangun dengan halus bikin kengerian yang tidak jelas asal-usulnya tapi selalu ada. Mana endingnya juga begitu... hyiii.... ampun dah.

Lalu ada pula Bisu. Cerpen yang ini aku suka karena begitu banyak hal, ie. kejujuran si tokoh utama, si pastor yg rada komedik, si tokoh Bisu yang.... ternyata tak seperti kesan awalnya. Ceritanya juga kompleks tapi terasa simpel... dan terus terang, aku jg berharap si Bisu gak sampai tertangkap!! Moral of the story, jangan sembarangan cerita, tahu-tahu yang diceritain itu seorang mailaikat (kematian)... hehehehe.....

Penutup antologi ini adalah cerpen berjudul Tempat yang Sangat Sempit. Huaaahh... membaca ini aku sampai terikut menahan napas berulang kali (sungguh!). Bagussss, menegangkan dan mengejutkan. Tapi sedikit banyak mengingatkanku pada adegan melarikan dirinya Andy Dufresne di Shawshank Redemption.

Cerpen-cerpen lainnya juga tak mengecewakan. Tak terduga. Amat sangat tak tertebak akhir ceritanya. Kadang-kadang kukira ini cerita horor, tapi malah larinya ke drama, yang kukira thriller malah sedikit ringan dan komedik. SK membuktikan bahwa tangan dinginnya mampu memelintir cerita yang temanya biasa-biasa saja menjadi sajian yang menyenangkan.




https://www.goodreads.com/review/show/1683914086

Sabtu, 30 April 2016

We Have Always Lived in the Castle


Title: We Have Always Lived in the Castle
Author: Shirley Jackson
Publisher: Penguin Classics Deluxe (2006)
ISBN: 9780143039976
Number pf pages: 160 pages
First Published: 1962




Lihat sinopsis
Merricat Blackwood lives on the family estate with her sister Constance and her Uncle Julian. Not long ago there were seven Blackwoods—until a fatal dose of arsenic found its way into the sugar bowl one terrible night. Acquitted of the murders, Constance has returned home, where Merricat protects her from the curiosity and hostility of the villagers. Their days pass in happy isolation until cousin Charles appears. Only Merricat can see the danger, and she must act swiftly to keep Constance from his grasp.


Sebenarnya aku belum pernah mendengar nama Shirley Jackson sebelumnya, namun suatu malam, setelah cerita-cerita kismis (kisah misteri) di grup WA Joglosemar, obrolan berlanjut dengan rekomendasi pengarang yang satu ini. Cerpen-cerpennya seperti The Summer People dan The Lottery katanya punya ending yang menakutkan dan jleb banget, meskipun bukan kisah horor. Dengan kadar kekepoan tinggi, aku memilih membaca novella-nya.


“My name is Mary Katherine Blackwood. I am eighteen years old, and I live with my sister Constance. I have often thought that with any luck at all, I could have been born a werewolf, because the two middle fingers on both my hands are the same length, but I have had to be content with what I had. I dislike washing myself, and dogs, and noise. I like my sister Constance, and Richard Plantagenet, and Amanita phalloides, the death-cup mushroom. Everyone else in our family is dead.”

We always lived in the castle. Blackwood Castle that is.

Keluarga Blackwood adalah keluarga tuan tanah terpandang di daerah pedesaan. Tanah mereka yang demikian luasnya hingga mereka tampak seperti hidup di atas singgasana bagi orang-orang desa kebanyakan. Namun suatu hari 4 orang keluarga ini mati keracunan arsenik yang ditaruh di botol gula. Tragedi ini hanya menyisakan Mary Katherine - Merricat (yang sedang dihukum tak mendapat makan malam), Constance (yang tidak doyan manis) dan Paman Julian tua yang terselamatkan, meskipun lalu jadi pikun dan difable. Misteri masih terus melingkupi kejadian tersebut, dan meskipun Constance yang awalnya jadi tertuduh utama kasus ini sudah dibebaskan dari segala tuduhan, tudingan orang-orang desa yang memang sedari awal tidak akrab dengan keluarga Blackwood masih tetap tertinggal.

Merricat, said Connie, would you like a cup of tea?
Oh, no, said Merricat, you’ll poison me.
Merricat, said Connie, would you like to go to sleep?
Down in the boneyard ten feet deep!

Kisah ini kemudian berlanjut dengan tenang, nyaris statis. Merricat dengan petunjuk-petunjuk sihirnya. Connie, sekarang menderita agorafobia parah, setia memasak, membersihkan rumah dan mengurusi Paman Julian. Dan Paman Julian yang sedang menyelesaikan manuskrip kisah malam naas keluarga mereka.

Sedikit sekali perubahan yang terjadi dalam rumah tangga Blackwood ini selama 7 tahun. Sampai suatu hari Sepupu Charles datang dan mengaduk-aduk lumpur yang telah mengendap. Ia terang-terangan ingin mengangkangi kekayaan keluarga Blackwood yang tertinggal. Karena sulit untuk menguasai Merricat yang liar dan Paman Julian yang pikun, Connie menjadi sasaran mulut manis beracunnya. Tapi tampaknya ia salah memilih lawan. Karena Merricat menyimpan pikiran berbahayanya sendiri dan Paman Julian masih menyisakan bisa dalam setiap ucapan-ucapannya.




Membaca cerita ini ada rasa sunyi, kesepian dan dingin yang pelan-pelan terbentuk dan mengikuti pikiran kita. Rasa hampa seperti Castle Blackwood yang kosong dan kehilangan setengah penghuninya. Bukan rasa takut yang menghentak seperti dalam film-film horor, tapi lebih ke rasa tak nyaman yang menyesakkan dan membuat sulit bernafas.

Tentang siapa yang sebenarnya aktor yang sengaja menaburkan arsenik ke dalam botol gula, rasanya bukan hal yang dirahasiakan. Bahkan sejak paragraf pertama kisah ini, pengarang sudah terus terang menyerahkan sang pembunuh ke tangan pembaca. Aku rasa bukan itu sesungguhnya yang menjadi fokus ceritanya, melainkan efek-efek kejadian itu terhadap ketiga Blackwood yang tersisa dan terhadap hubungan mereka dengan dunia luar (warga desa). Sikap bermusuhan dari warga desa dan sikap menjaga jarak dari Merricat sama-sama destruktif. Keluarga Blackwood yang tinggal di castle adalah (out)cast. Namun keadaan ini berada dalam titik kesetimbangan semu yang berjalan mulus bertahun-tahun. Sebuah pengaturan yang hanya ditembus Merricat setiap hari Selasa dan Jumat, saat ia berkenan meninggalkan castlenya demi berbelanja di toko kelontong desa dan meminjam buku di perpustakaan. Dua kali seminggu, cadar halus pemisah disibakkan sejenak, lalu diturunkan kembali. Selasa dan Jumat. Toko kelontong dan perpustakaan. Itu saja.

Lalu sebuah kekuatan di luar mereka menghancurkan kesetimbangan ini. Sepupu Charles. Gila harta dan terdesak keadaan. Tanpa sengaja ia kembali mendatangkan hantu-hantu keluarga Blackwood dan melepaskan kendali sang malaikat maut.

Dikisahkan sepenuhnya dari sudut pandang Merricat, pembaca dapat dengan mudah menyelami isi kepalanya. Semua kengerian-kengerian bersaput kesan innocence kekanak-kanakan tidak dapat terelakan. Merricat menyukai dunia kecilnya. Dunia kecil yang tenang, statis dan terkendali. Apa yang terjadi saat itu semua terpapar dan terguncang? Merricat membawa dunia kecilnya semakin dalam terkunci, menyisakan rasa bersalah pahit kepada semua yang pernah mengusiknya.

“Oh Constance, we are so happy.”

Dan aku bergidik lagi.


* * *


Tentang Pengarang:


Shirley Hardie Jackson (14 Des 1916 – 8 Ags 1965) adalah pengarang Amerika yang paling dikenal dari karya cerita pendeknya The Lottery (1948) yang sangat sinis dan mengagetkan, serta novelnya The Haunting of Hill House (1959) yang sering disebut sebagai "one of the best ghost stories ever writte."

Shirley Jackson memulai karier penulisan melalui keterlibatannya dengan majalah sastra kampus Syracuse University. Di sini pula ia bertemu dengan suaminya, Stanley Edgar Hyman - seorang kritikus sastra terkenal.

Novel-novelnya antara lain The Road Through the Wall (1948), Hangsaman (1951), The Bird's Nest (1954), The Sundial (1958), The Haunting of Hill House (1959) dan We Have Always Lived in the Castle (1962), Jackson juga menulis novel anak-anak berjudul, Nine Magic Wishes yang lalu diilustrasikan oleh seorang cucunya.

Tahun 1965, Jackson meninggal karena serangan jantung saat masih berusia 48 tahun. Semasa hidupnya ia menderita berbagai penyakit psychosomatic, kegemukan dan seorang perokok berat. Meskipun singkat, Jackson dikenang sebagai penulis yang produktif dan mengilhami banyak penulis sesudahnya termasuk  Neil Gaiman, Stephen King, Nigel Kneale, and Richard Matheson.

Source: Wikipedia dan situs web Shirley Jackson.



Notes:



Cover novel ini diilustrasikan oleh Thomas Ott, salah satu ilustrator dan penulis wordless novel kesukaanku. Gayanya yang black and white dan bernuansa gothic sangat pas menggambarkan dua bersaudara Merricat dan Connie di bawah tatapan menghujat penduduk desa.

Karya-karya pribadi Thomas Ott, antara lain, The Number 73304-23-4153-6-96-8, Dead End dan Greetings from Hellvile, dan tentu saja silent novel favoritku, Cinema Panopticum.




https://www.goodreads.com/review/show/1620270217

Selasa, 03 Februari 2015

The Whispering Skull - Tengkorak Berbisik


Judul: The Whispering Skull: Tengkorak Berbisik
Judul Asli: The Whispering Skull
Seri: Lockwood & Co, #2
Pengarang: Jonathan Stroud
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama (2015)
ISBN: 978-602-03-1012-1
Jumlah Halaman: 448 halaman
Penerbitan Perdana: 2014



Sinopsis:
Hantu dan arwah gentayangan, waspadalah! Lockwood & Co. beraksi kembali.

Lockwood & Co. makin sibuk. Lucy dan George berusaha memecahkan misteri tengkorak bisa bicara yang terkurung dalam wadah-hantu, sementara Lockwood mencari kasus-kasus baru yang seru.

Lalu mereka dihubungi untuk menyelidiki makam dokter kejam yang hidup pada zaman Victoria. Seperti biasa, segalanya jadi kacau---ada hantu mengerikan yang terlepas dan benda berbahaya yang hilang karena dicuri dari peti mati. Lockwood & Co. harus menemukan benda itu sebelum kekuatannya digunakan, tapi mereka harus berpacu dengan waktu.

Dan yang membuat keadaan makin gawat, si tengkorak dalam wadah-hantu mendadak bergerak.

Enam bulan sejak kejadian Streaming Staircase, agensi Lockwood & Co. cukup terkenal dan sibuk melayani klien-klien baru. Cukup sibuk pula bersaing dengan agen-agen Fittes yang disupervisi oleh Quill Kipps, hingga berujung taruhan tak menyenangkan yang bisa mempermalukan salah satu dari tim mereka.

Kamis, 06 Maret 2014

The Screaming Staircase - Undakan Menjerit


Judul: The Screaming Staircase - Undakan Menjerit
Judul Asli: The Screaming Staircase
Pengarang: Jonathan Stroud
Seri: Lockwood & Co. #1
Penerbit:  Gramedia Pustaka Utama (2014)
ISBN: 978-602-03-0136-5
Jumlah Halaman: 424  halaman
Penerbitan Perdana: 2013




Beberapa waktu yang lalu, buzz novel baru karya Jonathan Stroud ini sempat sliwar-sliwer di twitter dan goodreads, lengkap dengan desain cover versi GPU yang super syerem. Jika mendengar nama Jonathan Stroud, mau tidak mau kita pasti teringat pada Bartimaeus, si Jin sakti mandraguna sableng usil yang punya mulut tanpa rem, tapi melihat covernya itu, kupikir pengarangnya memutuskan untuk move on dari dunia sihir menyihir dan jin pindah ke dunia perhantuan. Dan itu malah membuatku lebih penasaran lagi, akan seperti apa jadinya. Beruntung di bulan Januari kemarin, aku kebetulan memenangkan December Puzzler Quiz yang diadakan rekan-rekan blogger buku yang berulang tahun di bulan Desember, dan sebagai hadiahnya, aku memilih novel ini (dan novel House of Silk yang telah kureview lebih dahulu di sini) *tengkyu B Zee n penyelenggara semua, ultah dan GA-nya sering-sering aja yaa* #eh

Minggu, 23 Februari 2014

Heart Shaped Box

Judul: Heart Shaped Box - Kotak Berbentuk Hati
Judul Asli: Heart Shaped Box
Pengarang: Joe Hill
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2011)
ISBN: 978-979-22-7406-6
Jumlah Halaman: 440 halaman
Penerbitan Perdana: 2007
Literary Awards: Bram Stoker Award for Best First Novel (2007), Locus Award for Best First Novel (2008), Macavity Award Nominee for Best First Mystery Novel (2008), British Fantasy Award Nominee for Best Novel (2008)



Pertama-tama mari kita salahkan judulnya (yang mengingatkan pada kotak tempat permen coklat yang kerap beredar menjelang hari Valentine seperti ini), dan cover-nya yang elegan, manis dan cantik (karya Eduard Iwan Mangopang tentu saja, *heran ya, kayaknya gak ada ilustrasi cover karya beliau yang aku gak suka*), sama sekali tidak ada indikasi ini novel paling H.O.R.O.R yg pernah kubaca. Jika belum membaca review Mbak Maria di sini, aku masih berpikir ini novel romansa teenlit yang menye-menye. Dan aku ini bukan jenis orang yang penakut, tapi beneran, waktu baca buku ini... terutama di sekitar halaman 70-an, waktu si hantu pertama kali datang meneror.... huaahh.... 0_0

Rabu, 08 Januari 2014

Rahasia Sunyi



Judul: Rahasia Sunyi
Pengarang: Brahmanto Anindito
Penerbit: Gagas Media (2013)
ISBN: 978-979-78-0611-8
Jumlah Halaman: 372 halaman
Penerbitan Perdana: 2013




Sebuah novel negeri sendiri dengan genre yang tidak biasa, thriller misteri, tapi bukan sekedar thriller, ini thriller campur horor ala tanah air, dengan cerita dukun, hantu (yang anehnya bisa main-main internet), serta makhluk-makhluk seram lainnya. Aku sendiri sebenarnya tidak terlalu menyukai puntiran kisah dari yang awalnya logis laiknya novel misteri, menjadi kisah novel horor klenik seperti ini. Kupikir itu aneh dan gak nyambung (seaneh cerita Sleepy Hollow versi Tim Burton, yang mencampurkan karakter super logis Ichabod Crane dengan setting witchcraft).

Jumat, 29 November 2013

Carrie


Judul: Carrie
Judul Asli: Carrie
Pengarang: Stephen King
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2013)
ISBN: 978-979-2299-51-9
Jumlah Halaman: 256 pages
Tahun penerbitan perdana: 1974





Dari sinopsis:
Carrie White adalah gadis yang tidak populer, tapi dia memiliki kemampuan tersembunyi. Carrie bisa membuat benda-benda bergerak jika dia memusatkan perhatiannya pada benda itu. Kemampuan ini membuatnya berkuasa dan menjadi sumber dosanya.
Carrie hanya ingin menjadi gadis normal di sekolah, tidak diejek sebagai gadis aneh, dan... bisa pergi ke pesta dansa sekolah. Hingga seorang gadis berusaha menebus kesalahannya pada Carrie dengan memberikan semua keinginan Carrie tersebut. Kebaikan itu berubah menjadi malapetaka yang takkan pernah dilupakan teman-teman sekolahnya dan seisi kota.
"Mengerikan dan menakutkan... Kau tidak bisa berhenti membacanya." –– Chicago Tribune
"Dijamin akan membuatmu bergidik."––The New York Times


Sebelum membaca bukunya, sebenarnya aku sudah pernah menonton filmnya. Bukan versi yang baru-baru ini beredar, tapi versi jaman dahulu kala, yang ini Carrie (1976) karya sutradara Brian de Palma. Menontonnya juga bukan baru akhir-akhir ini, tapi sudah lama sekali, waktu masih jaman Laser Disc. *Waktu itu diajak nonton kakak-kakak waktu ortu pergi, trus gak bisa tidur dan mimpi buruk, sampai-sampai kami bertiga dihukum gak boleh nonton tv sebulan!!* #ehmalahnostalgila

Jadi bisa dibayangkan, yang tercanang di benakku adalah benar-benar kengerian pas di adegan di tepi kolam renang itu. Itulah yang membuatku maju mundur waktu akan membaca buku ini. Tapi kemudian, waktu dapat hadiah ulang tahun dari Sulis @peri_hutan (thank you Sulis!) yah... akhirnya baca juga...


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Recent Pages

Recent Posts Widget