Judul: Bebas
Judul Asli: アウト / auto
Pengarang: Natsuo Kirino
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2007)
ISBN: 9789792227604
Jumlah Halaman: 576 pages
Penerbitan Perdana: 1997
Literary Awards: Naoki Prize Nominee (1997), Edgar Award Nominee for Best Novel (2004), Mystery Writers of Japan Award for Best Novel (1998), Kono Mystery ga Sugoi for Best Japanese Mystery Novel of the Year (1998)
Masako Katori; Kuniko Jonouchi; Yoshie Azuma; Yayoi Yamamoto.
Inilah empat wanita tokoh utama novel ini. Tiap malam mereka bekerja paruh waktu pada sebuah pabrik pembuat bento (nasi kotak), namun sekembalinya ke rumah, masing-masing menyimpan beban mereka sendiri-sendiri. Masako, yang sering dipandang sebagai figur ketua, mapan, tenang dan terhormat, ternyata merasa semakin menjauh dan terasing dari suami dan anak lelakinya sendiri. Kuniko, selalu tampil bergaya dan modis, dicampakkan kekasihnya dan terlilit hutang sampai di leher. Yoshie, bertangan terampil dan ramah, ditinggal mati suaminya dengan dua anak perempuan yang sangat rentan pada godaan hidup konsumtif ala Jepang dan ibu mertua super rewel yang setengah lumpuh akibat stroke. Sedangkan Yayoi yang naif, muda dan cantik, dengan dua bocah kecilnya, hidup bersama Kenji, sang suami yang gemar berjudi, mabuk dan bertemperamen buruk.
Kehidupan tampaknya tidak bisa menjadi lebih buruk dari itu, monoton, menyiksa dan membosankan. Tapi semuanya ternyata bisa menjadi sangat lebih buruk, saat suatu malam, Yayoi yang sudah tidak tahan pada penyiksaan yang dihadapi, mencekik dan membunuh suaminya. Dengan sedikit kesadaran yang tersisa, ia meminta pertolongan Masako. Masako kemudian dengan kepala dingin merencanakan alibi dan memusnahkan bukti-bukti pembunuhan, termasuk mayat Kenji Yamamoto yang dimutilasi, dengan bantuan Yoshie dan Kuniko, dengan pisau sushi dan gergaji tangan di kamar mandi rumahnya dan dibuang dalam tas plastik-tas plastik sampah di berbagai tempat di Tokyo.
Tampaknya semua berjalan sesuai rencana dan keadaan mulai tenang kembali, saat sebuah potongan mayat muncul di permukaan dan penyelidikan polisi mulai menggali kebenaran dalam kebohongan-kebohongan. Saling memeras satu sama lain dan saling menyalahkan, ditambah ketakutan dan mimpi buruk yang mulai menghantui. Untunglah kecurigaan polisi malah mengarah kepada Mitsuyoshi Satake. Seorang mantan Yakuza yang pernah dipenjara karena membunuh seorang wanita, pemilik klub dan tempat judi di mana Kenji menghabiskan seluruh uangnya. Namun karena kurangnya bukti-bukti, setelah sebulan ditahan, Satake dibebaskan. Saat itu ia telah kehilangan klubnya, reputasinya dan hampir seluruh kekayaannya. Ia kemudian menghilang setelah bersumpah akan membalas dendam pada siapapun yang terlibat pada peristiwa pembunuhan tersebut. Keadaan makin keruh saat Akira Jumonji, seorang lintah darat mulai mencium keadaan sebenarnya. Namun alih-alih memeras atau melaporkan pada pihak berwajib, ia malah menawarkan proposal bisnis mutilasi. 8 Juta Yen per unit. Uang yang sangat banyak, yang mungkin mampu membeli jalan kebebasan bagi mereka semua.
Sebuah novel noir-crime fiction/thriller yang mengangkat nama pengarangnya ke level penulis internasional. Tempo ceritanya lumayan cepat dan alur suspens yang terjaga naik turunnya dan diakhiri dengan ending yang amat sangat tak terduga, baik dari segi pengkisahan maupun psikologis. Sinting sekaligus sangat rasional. Ini bukan tipe cerita polisi-detektif yang mencari tahu pelaku pembunuhan, namun lebih pada jalan kehidupan yang dilakoni para tokohnya dan konsekuensi-konsekuensi yang timbul akibat pilihan yang diambil. Kekerasan yang dideskripsikan dengan detail, terkadang membuat pembacanya bergidik ngeri namun pada saat yang sama menimbulkan sejumlah emosi lain; iba, amarah, kebencian, membenarkan, menyalahkan, menyesalkan. Apapun itu, moralitas memang tidak dipertanyakan dalam buku ini. Karakterisasi para wanita anti-hero yang berjuang demi kehidupan, sedikit banyak lebih mengucurkan simpati dan pengharapan. Pada akhirnya, kebebasan memang dapat diraih. Namun semua ada harga yang harus dibayar. Terkadang dengan nyawa.
***
Untuk edisi bahasa Indonesia terbitan GPU ini, penterjemahannya sangat enak dibaca. Saya kurang jelas apakah ini dialih-bahasakan asli dari bahasa Jepang atau dari edisi Inggrisnya, namun yang pasti cita rasa tata bahasanya tetap terjaga (bahasa Jepang memiliki aturan tata bahasa bertingkat, seperti bahasa Jawa ngoko, kromo dan kromo inggil, ditambah lagi penggunaan kosa kata yang sedikit berbeda pada wanita dan pria, dan kalau dicermati, ini masih cukup terasa dalam edisi bahasa Indonesia ini). Typo hanya ada 2 dari 500-an hal, seingat saya, tidak mengganggu. Sampul depannya profil separuh wajah dangan pisau yang teracung, sangat cantik, dingin dan menggugah (meski sediiiiikit lebih suka versi yang saya pasang di atas, karena ada refleksi judul pada bola matanya). Meski masih suka merinding kalau teringat adegan mutilasi di novel ini, tetap ingin baca novel berikutnya, Grotesque.
Natsuo Kirino (桐野 夏生) lahir 7 Oktober 1951 di Kanazawa, Ishikawa Prefecture. Ayahnya, seorang arsitek, membawa keluarga Kirino ke berbagai kota di Jepang sehingga Natsuo menghabiskan banyak masa kecilnya di Sendai, Sapporo, sebelum akhirnya menetap di Tokyo saat berusia 14 tahun. Ia adalah penulis yang sangat subur dan berperan besar dalam booming penulis wanita untuk genre fiksi detektif di Jepang. Tiga novelnya Out, Grotesque dan Real World telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris (Grotesque telah diterbitkan oleh GPU dengan judul Gaib). Out sendiri telah menerima The Mystery Writers of Japan Award (1997), dan menjadi finalis Best Novel untuk MWA Edgar Allan Poe Award (2004), menjadikannya wanita Jepang pertama yang dinominasikan untuk penghargaan literatur utama berskala internasional.
Novel barunya In dijadwalkan terbit tahun 2013.
Adaptasi film untuk Out disutradarai oleh Hideyuki Hirayama dan keluar tahun 2002 dan menurut Variety (on-line edition), New Line Cinema telah membeli hak cipta untuk versi Amerika-nya, dan akan disutradarai oleh Hideo Nakata (Ring, Ring 2).
http://www.goodreads.com/review/show/344099712
menjawab pertanyaan GA : sepertinya ini jenis buku yg gak akan aku baca. Covernya itu lhoh, serem -__-'
BalasHapus