Judul Asli: Lips Touch: Three Times
Pengarang: Laini Taylor
Penerbit: Ufuk Publishing House (2012)
ISBN: 978-602-91-5909-7
Jumlah Halaman: 386 halaman
Penerbitan Perdana: 2009
Literary Awards: National Book Award Nominee for Young People's Literature (2009), Cybils Awards Nominee for Young Adult Fantasy & Science Fiction (2009)
Tiga gadis... Tiga ciuman... Tiga cinta…
yang menakjubkan... dan mematikan.
Pertama kali tahu tantang buku ini adalah setelah aku membaca novel Laini Taylor yang lain, Daughter of Smoke and Bone, dan meskipun cukup menarik dengan setting dan kadar fantasi di novel itu *cukup kepo juga untuk menunggu sequel-sequelnya*, aku tidak sepenuh-penuhnya menyukainya, terutama karena pengaturan alur penceritaannya yang rada aneh yang kurasakan tidak ada klimaksnya (baca review lengkapku di sini). Tapi cukup tentang itu, ripiu ini tentang Lips Touch, dan singkatnya, aku jaaaauh lebih suka antologi ini daripada novel DoSB, terutama kisah pertamanya.
lips touch for the very first time: voiceless!
Nah... kisah ini dimulai di Neraka.
Dengan berlatar kisah rakyat India, seorang wanita tua tawar-menawar harga jiwa dan kutukan dengan si iblis Vasudev. 22 anak selamat dari kematian digantikan keheningan seumur hidup seorang gadis muda. Semuanya terasa layak hingga akhirnya sang pangeran tampan muncul, bertanya hanya satu hal dan menghendaki jawaban dari mulut sang gadis.
Aku tak berani berharap untuk akhir yang manis untuk kisah cinta gadis itu, namun, kadang-kadang.... hanya kadang-kadang sekali, sang Iblis-pun dapat termakan kutukannya sendiri.
lips second touch: ah... apa itu harga yang setimpal? #miris
"Ada jenis gadis tertentu yang didambakan oleh para Goblin."
Kizzy dibesarkan dalam keluarga yang sangat mempercayai hal-hal tertentu. Kizzy sangat mendambakan hal-hal 'normal'. Lebih dari itu, Kizzy mendambakan ciuman pertamanya. Meskipun tahu apa yang harus dibayarnya.
lips touch the last time: menukar keabadian dengan jiwa dan cinta. druj. bocah.
Kisah paling panjang di kumcer ini... dan bercerita tentang Esme yang beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-14 mendapatkan mata kirinya berubah menjadi berwarna biru. Perubahan yang membuat ibunya kalang kabut dan berusaha menyelamatkan dari bahaya yang tidak pernah dibayangkannya. Dari situ pembaca akan dibawa menyusuri fantasi ala Zoroastrian folklore. Penggambaran premis yang sangat-sangat indah bahwa keabadian raga cenderung membuat jiwa-jiwa menjadi hampa.
3 kisah romansa fantasi yang beda dari yang lain. Aku sangat suka dengan ending masing-masing, cerdik - tragis - sederhana. Kuberi empat bintang karena sebenarnya aku gak menyangka akan sebagus ini :P #eh #laludijitakramerame
Source: here |
Yang terasa sangat kurang adalah, dari beberapa review edisi asli yang sempat kubaca, disebutkan bahwa antologi ini harusnya juga menyertakan ilustrasi-ilustrasi cantik yang berkenaan dengan ceritanya (seperti yang di sebelah itu lho), tapi tidak ada di edisi Indonesianya ini. Sayang.
https://www.goodreads.com/review/show/862531079
Tidak ada komentar:
Posting Komentar