Judul Asli: The Appeal
Pengarang: John Grisham
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2013)
ISBN: 978-979-22-9758-4
Jumlah Halaman: 592 halaman
Penerbitan Perdana: 2011
P.A.H.I.T.
Itu kesan terakhir yang aku dapatkan setelah selesai membaca buku ini. Benar-benar pahit. Buang semua angan-anganmu bahwa di dalam cerita kejahatan pasti kalah dari kebaikan. Buktinya, tanpa ibu peri yang baik hati ataupun campur tangan Tuhan, novel ini mengakhiri ceritanya dalam nada sengsara yang sesungguh-sungguhnya. Tokoh-tokoh "baik" di sini, bangkrut, tanpa penghiburan dan tetap tertindas. The bad guy wins. Thoroughly! Jhyaaaah.........
Jadi, ceritanya, Wes dan Mary Grace Payton adalah pasangan pengacara yang membela para korban Krane Chemical. Klien pertama mereka, Jeannette Baker --ia kehilangan suami dan putranya gara-gara sakit kanker yang diakibatkan limbah pabrik yang merembes ke persediaan air kota -- menang melawan perusahaan besar itu. Tapi uang ganti rugi masih jauh dari cair, korban lain harap-harap cemas, namun pihak lawan tidak tinggal diam. Usaha naik banding dilakukan perusahaan raksasa itu, dan dengan kekuasaan dan taktik, pemegang saham dan miliuner, sang pemilik, Carl Trudeau menolak untuk menyerah begitu saja.
Jika ada satu hal yang amat sangat menarik dari novel ini, adalah lika-liku cara sebuah konsultan pemilihan umum dalam mengendalikan hasil pemilihan seorang hakim tinggi. Apik sekali. Cara-cara yang berada di garis abu-abu etika dan hukum dalam menggerakkan opini masyarakat, dan amat sangat berhasil. Mahal tentu saja. Tapi dengan milyaran dollar uang ganti rugi dipertaruhkan, belum lagi ego besar pemiliknya, tentu saja jalan ini jauh lebih diminati. Ha.... ternyata seorang calon hakim tinggi bisa juga jadi bidak kapitalisme tingkat dewa!!
Nah, aku suka sekali membaca tema yang itu. Apalagi saat membaca novel ini bulan lalu, negeri kita sendiri juga sedang dalam proses menuju pemilu legislatif dan presidensial. Jadi bertanya-tanya sendiri, ada gak ya, konsultan macam itu di Indonesia..... ^^
Untuk edisi terjemahan bahasa Indonesianya, aku jauh lebih suka novel ini daripada The Litigators. Kalimatnya mengalir, enak untuk dibaca. Memang ada beberapa istilah yang menurutku kebablasan ikut diterjemahkan, seperti istilah proses Discovery menjadi "proses penemuan", tapi paling tidak semuanya konsisten dari awal sampai akhir. Typo tidak kelihatan. Font Italic-nya juga jauh lebih teratur. Sip deh. Meskipun rada eneg baca isi dan endingnya, paling tidak novelnya sendiri rapih.
* * *
Untuk edisi terjemahan bahasa Indonesianya, aku jauh lebih suka novel ini daripada The Litigators. Kalimatnya mengalir, enak untuk dibaca. Memang ada beberapa istilah yang menurutku kebablasan ikut diterjemahkan, seperti istilah proses Discovery menjadi "proses penemuan", tapi paling tidak semuanya konsisten dari awal sampai akhir. Typo tidak kelihatan. Font Italic-nya juga jauh lebih teratur. Sip deh. Meskipun rada eneg baca isi dan endingnya, paling tidak novelnya sendiri rapih.
Review-ku yang lain:
- The Litigators
- Ford County
Tidak ada komentar:
Posting Komentar