Rabu, 27 April 2016

Petualangan Alice



Judul: Alice in Wonderland | Through the Looking Glass - Alice di Negeri Cermin
Judul Asli: Alice's Adventure in Wonderland | Through the Looking-Glass, and What Alice Found There
Pengarang: Lewis Caroll
Penerbit: Atria (2009) | Atria (2012)
ISBN: 978-979-14-1171-4 | 978-979-02-4479-5
Jumlah Halaman: 175 halaman | 176 halaman
Penerbitan Perdana: 1865 | 1871



Lihat sinopsis Alice in Wonderland
Alice terjatuh ke dalam lubang kelinci dan terdampar di negeri ajaib yang penghuninya jauh lebih ajaib lagi.

Di sana, Alice mengalami petualangan yang luar biasa. Alice bertemu seekor kelinci dengan arloji saku, mengikuti pesta minum the yang diadakan si Pembuat Topi, dan kemudian bermain kriket dengan sang Ratu!

Tersesat di negeri khayalan ini membuat Alice penasaran, dan semakin penasaran setiap menitnya...

Lihat sinopsis Through the Looking Glass
Petualangan Alice ternyata masih berlanjut!
Setelah dia terlempar ke dalam negeri ajaib,
kini Alice masuk ke dunia cermin.

Meskipun hanya bermaksud sedikit mengintip negeri cermin, ternyata Alice malah tersesat semakin jauh. Dan dia harus melewati petak-petak negeri cermin untuk kembali lagi ke rumahnya. Dia juga harus bertemu dengan penduduk dunia cermin yang unik dan terkadang menjengkelkan, seperti Humpty Dumpty atau Tweedledum dan Tweedledee.

Lalu, bisakah Alice kembali ke rumahnya dan bermain bersama kucing-kucing kesayangannya?

Kedua buku petualangan Alice ini memang enaknya dibaca dengan hati ringan dan tanpa keinginan apa-apa. Hanya imajinasi saja yang harus dibiarkan mengembara ke mana-mana, tanpa batas. Di sini, tak ada cerita utama. Tidak ada tujuan tertentu. Tidak ada superhero dan penjahat yang harus dibasmi. Hanya sekumpulan karakter aneh dan percakapan-percakapan tak masuk akal yang mengalir di antara puisi-puisi (nursery rhyme) dan riddle yang sama ajaibnya. Yah, inilah karya klasik buku anak-anak yang menjadi contoh utama dari genre Literary-Nonsense.


"Why is a raven like a writing-desk?"

Di buku pertama petualangannya, Alice jatuh ke dalam lubang kelinci, dan kemudian berulang kali badannya mengecil dan membesar karena berbagai hal. Ia juga bertemu berbagai macam karakter unik dan lucu, termasuk juga Queen of Hearts yang hobi sadisnya adalah menyuruh memenggal kepala "Off with his head!"

Source: here

Di sini ada dua karakter favoritku, yaitu Chesire Cat, yang senyumnya demikian lebar dari telinga ke telinga, dan Mad Hatter, si pembuat topi sinting yang terjebak Waktu di pukul 6 sore. Kedua tokoh ini sama-sama terdengar gila, namun sebenarnya justru ucapan-ucapan mereka jika dipahami benar-benar sungguh-sungguh logis dan masuk akal.


Why, sometimes, I've believed as many as six impossible things
before breakfast.” 

Sedangkan di buku kedua, Alice yang kebosanan di dalam rumah, kembali berpetualang ke negeri ajaib melewati cermin. Di sana ia menemukan kembaran terbalik rumahnya, lalu kemudian memutuskan untuk berjalan-jalan di kebun, dan... tersesat. Sama seperti di buku pertama, berbagai karakter anthropomorphism berseliweran di sini. Beberapa yang paling terkenal adalah si kembar Tweedle-dee dan Tweedle-dum dan si bulat telur Humpty Dumpty, serta Ratu Merah dan Ratu Putih (yang sama sekali gak bermusuhan). Dan Alice harus berjalan melalui 8 kotak catur sebelum bisa sampai kembali ke rumahnya.

Source: here


Petualangan Alice ini memang seperti kisah gak ada juntrungannya. Tapi sebenarnya tiap-tiap karakter mengajarkan hal-hal yang benar dan logis, namun dibungkus kegilaan-kegilaan imajinasi yang berlebihan. Begituuu....


Source: here


Untuk edisi Indonesianya, kedua buku yang kupajang di sini adalah edisi terbitan Penerbit Atria. Aku suka ilustrasi cover keduanya, manis dan unyu sekali. Untuk penerjemahannya sendiri, aku lebih suka buku keduanya, Through the Looking Glass, karena gaya translasinya lebih mengalir dan enak dibaca. Penerjemahan syair-syair lagu dan riddle-nya juga pas terasa di lidah jika diucapkan.
Sedangkan buku pertamanya (aku belum membandingkan secara detail sih), tapi kok rasanya ada satu dua hal yang off. Misalnya kutipan paling terkenalnya itu, Why is Raven like a writting desk? diterjemahkan menjadi Mengapa burung gagak suka meja tulis?
(menurutku sih "Mengapa Gagak seperti meja tulis?) #justsaying



linkreviewgoodreads

2 komentar:

  1. Bagusnya buku anak-anak, pembaca diajak menikmati cerita tanpa dituntut dengan yang macam-macam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kelebihan cerita Alice ini memang faktor imajinasinya yang bebas sekali

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Recent Pages

Recent Posts Widget