Rabu, 25 September 2013

SKTLA


Judul: Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa: Kumpulan Cerita Absurd
Pengarang: Maggie Tiojakin
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2013)
ISBN: 9789792296167
Jumlah Halaman: 241 halaman
Penerbitan Perdana: 2013





ab-surd (\əbˈsərd\ \-ˈzərd\) adj.
tidak masuk akal, bodoh, konyol, tidak layak

Itulah kata pembuka di bagian awal buku ini. Tetapi mana mungkin seseorang seperti Maggie Tiojakin (yang situs Fiksi Lotus-nya sangat adiktif dan telah membuatku jatuh cinta pada cerpen-cerpen klasik) membuat cerita-cerita tidak layak, atau konyol, atau bodoh, dan bahkan mengumpulkannya dalam sebuah buku kumpulan cerita? Sangat tidak masuk akal.

Tapi jika buku ini mengajak kita tersesat di luar angkasa, mengapa tidak....



Mari memulai perjalanan ini.

Cover. Ilustrasi sampul depan kumcer ini yang pertama kali menarik perhatianku. Digambarkan dengan gaya absurd ala Georges Méliès dan nanti setelah dibaca, ternyata adalah penggambaran cerpen yang menjadi juga judul buku ini, Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa. Pas sekali. Lucu, menarik, konyol. Absurd.

Cerpen pertama. Tak Ada Badai di Taman Eden.
Layaknya kisah pembuka, aku masih meraba-raba ritme keabsurdan buku ini, tapi kemudian tersapu badai yang datang. Aku benar-benar suka pada penggambaran sekuntum mawar yang berbeda-beda oleh tiap tokoh yang memandangnya. Anouk bodoh. Barney bodoh. Kisah mereka berdua itu sungguh sangat absurd.

Kristallnacht. Ah, tapi bagiku perang itu selalu absurd.

Fatima. Sang Sekertaris Eksekutif yang bertugas memberikan data intel dari markas besar. Fatima. Yang selalu perhatian. Selalu khawatir akan agen-agen lapangannya. Fatima. Bak air segar yang sanggup melepas dahaga berkepanjangan. Fatima. Yang setelah misi terakhir ini, tidak akan bekerja sama denganku lagi. Fatima. Demi dirinya aku rela mati tertembak, lagi dan lagi. Dan lagi.
Fatima. Indah. Miris. Ironis.
Fatima. ABSURD.

Kota Abu-abu. Kota ini mungkin terletak di ujung dunia, atau mungkin saja ada di tengah-tengah kita. Karena ruang dan waktu itu relatif. Juga absurd.

dies irae, dies illa.
Dari keseluruhan cerpen di kumcer ini, kisah Azmov dan keluarganya adalah paling membuatku miris. Di atas sudah kutuliskan bahwa perang selalu absurd, kisah ini menuliskan alasannya dengan sangat bagus.
"Perang ini adalah perang ego, antara gubernur yang bekas preman dan preman yang mau jadi gubernur."
Touché. Tapi yang lebih menohok dalam kisah ini adalah sebuah percakapan oleh seorang bocah sepuluh tahun.
"Aku hanya ingin titip pesan pada Ayah."
"Siapa namanya?"
"Ledon"
"Pesan apa yang ingin kau sampaikan?"
"Sampaikan padanya aku sudah bisa menjaga Ibu dan Zalem. Dia tidak perlu kembali. Sampaikan juga bahwa begitu perang usai aku akan cari kerja. Dan bilang sama dia, dia boleh mati kalau memang sudah saatnya. Tidak apa. Kami mengerti."
Sangat tidak layak. Absurd.

Dia, Pemberani.
Dia, Konyol.
Dia, Absurd.

Suatu Saat Kita Ingat Hari Ini.
Dari semua keabsurdan kisah di kumcer ini, bagiku kisah ini yang paling 'normal'. Tapi mungkin juga terasa normal karena aku juga sudah pernah tenggelam dalam keabsurdan realitas gamers semacam itu. Seseorang pernah bertanya kenapa aku butuh untuk memasuki realitas bayangan seperti itu. Setelah banyak kupikir, jawabnya adalah aku membutuhkan sebuah dunia yang bisa kukendalikan sepenuhnya. Sebuah tempat di mana aku bisa melarikan diri dari kekacauan dunia *jyaaah* Tempat persembunyian ideal, bagi seorang Selina dan seorang Vora. Tempat yang absurd.

Jam Kerja.
Jam-jam kerja (dan waktu menunggu usainya) memang sering sekali menjadi sangat absurd.

Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa.
Di sini entah mengapa aku teringat kata-kata Sheldon Cooper, "Twenty feet, twenty light years, it doesn't matter. It's in a galaxy far, far away." Saat kita tersesat, kita tersesat. Titik.

An Evolutionary History.
Oh, come on, Ruth, plenty of fishes in the ocean! :)

Sunday Mass.
Some times, happiness is trully simple. *I miss my sister too*

Akhir perjalanan. Ini sebuah tersesat yang indah. Absurd. Tapi indah.



Maggie mampu mengambil tema-tema sederhana dan real, kehidupan rumah tangga dan keluarga, dunia kerja, kehidupan sehari-hari (dari 14+5 cerpen, hanya tiga yang berlatar lain, dua yang bercerita tentang perang dan satu yang bersetting ruang angkasa) dan mengubahnya menjadi sesuatu yang sama sekali lain.
Kadang tak terduga, namun lebih sering kisahnya hanya selesai. Tamat.
Terkadang berakhir dengan ending terbuka yang mengundang penafsiran masing-masing, tapi bukankah kita juga memiliki pengharapan masing-masing.
Terkadang suatu kisah memang tidak memerlukan pahlawan dan penjahat untuk menginspirasi, karena masing-masing dari kita adalah pahlawan. Sekaligus penjahat.

Absurd.

Karena itulah kehidupan.




http://www.goodreads.com/review/show/674865973

1 komentar:

  1. Penasaran ingin baca buku ini^^ sepertinya menarik, kumpulan cerita2nya~ Tapi saya sendiri baru beli bukunya Kak Maggie yang WInter Dreams, ini masih waiting list to-buy >< ahaha...

    Thanks for sharing ya :D

    Khairisa R. P
    http://krprimawestri.blogspot.com

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Recent Pages

Recent Posts Widget