Kamis, 03 Oktober 2013

A Dash of Magic


Judul: Sejumput Sihir
Judul Asli: A Dash of Magic
Seri: The Bliss Bakery Trilogy #2
Pengarang: Kathryn Littlewood
Penerbit: Nourabooks/Mizan Fantasy (2013)
ISBN: 9789794338117
Jumlah Halaman: 302 halaman
Penerbitan Perdana: Febuari 2013




Di akhir buku pertamanya, Rosemary Bliss dan ketiga kakak adiknya terpaksa kehilangan Bliss Cookery Booke yang dicuri oleh Lily Le Fay, bibinya sendiri. Buku keduanya ini berlanjut sekitar 9 bulan setelah kejadian tersebut. Bibi Lily kini telah menjadi celebrity-chef terkenal, dengan acara memasaknya '30 Menit Sihir Lily'. Ia juga sukses mengembangkan line makanan instannya sendiri, yang ternyata setiap kardusnya dilengkapi dengan sejumput sihir Lily, yang membuat semua yang memakan berlomba-lomba memuja sosok Lily. Keadaan jadi makin menggemaskan, karena Leigh tidak sengaja memakan makanan bersihir Lily ini, dan menjadi penggemar setia Lily Le Fay. Karena itulah akhirnya Rose memberanikan diri menantang (bukan 'menerima tantangan' seperti di sinopsisnya) Lily untuk bertanding di Gala des Gateaux Grands di Paris. Selain seluruh keluarga Bliss, Rose juga dibantu oleh Kakeknya kakek buyut, Balthazar Bliss yang dijemput dari Meksiko bersama kucing Scottish Fold-nya yang dapat berbicara (akibat kecelakaan sihir), si Asparagus Hijau alias Gus.

Di Paris, untuk menghadapi kue-kue bersihir Lily, Rose harus mengumpulkan berbagai bahan-bahan ajaib untuk kue-kuenya sendiri. Mulai dari Bisikan Kekasih (harusnya belajar Bahasa Perancis dulu, biar gak salah) , Rahasia Senyum Monalisa (bukan kernyitan masam nan alim), Embusan Hantu (yang sedang meniup kue ulang tahun), Hujan Murni (yang baru terbentuk di awang-awang, jadi harus diambil dari tempat paling tinggi yang bisa dicapai), Rona Ratu Sejati (yang pasti bukan Ratu Inggris) sampai Dentang Lonceng Notre Dame (yang dijaga pasukan Gargoyle).

Bahkan dengan semua bahan ajaibnya, bantuan dari keluarga, dua binatang ajaib dan teman-teman lama dan barunya, Rose masih tetap menghadapi tantangan terberatnya, bersaing di final kompetisi melawan Lily Le Fay saat semua bahan sihirnya tak dapat digunakan. Padahal Bliss Cookery Booke menjadi taruhan yang harus dimenangkan.



Sebenarnya, sedikit mengecewakan dan tidak sekewrewn buku pertamanya. Karakter Rosemary sekarang jadi menjengkelkan karena berulang-ulang gak percaya diri,  dan juga bagaimanapun keadaannya, seharusnya niat untuk melakukan pencurian tidak terlintas di benaknya. Dia sudah menantang Lily, dan Lily menerima pertaruhan itu dengan adil (bagaimana ia menang/kalah, itu masalah lain). Jadi bagaimana mungkin Rose berpikir untuk mengambil jalan pintas dengan mencuri saja Booke seperti itu. NOT COOL GIRL! Bahkan aku sedikit tertawa membaca kejadian balasan yang dilakukan Lily dan Jeremius. Kamu memang pantas mendapatkannya Rose! Strategi dan mata-mata, itu langkah cerdik, tapi mencuri.... sama sekali TIDAK.

Tapi untunglah karakterisasi Rose itu tertolong dengan adanya karakter lainnya, terutama Gus dan Jacques - duo kucing dan tikus paling terhormat seantero kota, Ty dengan gaya lebay dan bahasa Spanyolnya, serta si cilik Leigh yang bolak-balik tersihir rupa-rupa magic. Kocak sekali. Itu ditambah petualangan Rose, Ty, Sage dan Leigh dalam mengumpulkan berbagai bahan sihir kurasa menjadi daya tarik utama novel ini. Cukup mengasyikan membacanya, apalagi dengan adanya sedikit puntiran di akhir buku, mampu membuat pembaca menungu-nunggu seri terakhir buku ini.


Hanya satu hal lagi, semuda dan naif apapun Rose, IMHO rasanya sangat aneh sampai-sampai ia muncul di dapur dan siap memasak dengan tatanan rambut berantakan, sweater penuh bercak adonan kering dan berbau cokelat dan telur basi(!) untuk pertandingan finalnya (hal. 250). Sebuah pantangan yang sangat 'NO... NO... NO...' bagi seorang chef profesional untuk masuk dapur dengan keadaan amburadul, apalagi yang sedang bertanding di sebuah kejuaraan internasional bergengsi (diliput berbagai saluran TV pula - mosok gak ada ruang ganti atau penata gaya atau produser acara atau apalah. Agak janggal juga untuk sebuah kompetisi masak, di mana para chef-nya tidak menggunakan baju chef resmi.)  Kalau saja ini Masterchef atau Hell's Kitchen yang punya host chef segalak Gordon Ramsay atau Edward Kwon - dan bukannya Jean Pierre Jeanpierre yang lebay punya, Rose bisa-bisa diusir dari dapur hanya karena 'kekemprohannya' itu.


***




Untuk edisi Bahasa Indonesianya ini, terjemahannya cukup bagus dan enak dibaca. Typo, sepertinya tidak ada. ok seep. Bukunya sendiri masih sangat unik seperti buku pertamanya, dengan dominasi warna biru, bukan hanya pada cover, tetapi juga pada tepi-tepi halamannya. Sayangnya cover pada edisi Mizan ini telah sedikit dimodifikasi sehingga gambar jembatan dan plat tulisan judulnya malah menutupi ilustrasi Menara Eiffel ciri khas kota Paris di bagian bawahnya. Aku lebih suka ilustrasi cover edisi hardcover aslinya (yang kupajang di atas itu).

(kenapa ya? padahal kan judulnya sama saja dengan aslinya).







http://www.goodreads.com/review/show/729603624

8 komentar:

  1. heheee....aku sampai sekarang belum selesai baca ini.... *ngumpet*

    BalasHapus
  2. O_o perasaan ika punya bukunya duluan d, kebanyakan buku kipas2 inih pastih *sodorin komik sekerdus* *apa hubungannya*

    BalasHapus
  3. Iya sih, Rose nggak banget menurutku di buku kedua ini. Tapi menurutku lebih seru buku kedua dibanding yang pertama. Mungkin aku terbutakan oleh kompetisi memasak dan sejumput sihir Lily. :p

    Btw, aku baru sadar kalau kaver asli sama terjemahannya beda. -_- Dan anehnya aku juga naruh kaver aslinya di review blog, bukan kaver terjemahan, mhuahahaha. xD

    BalasHapus
  4. itulah mbak anehnya.... antara cover asli dan terjemahan kan judulnya sama, kok ya jadinya beda..., sampe gambar menara eiffel-nya ketutupan gitu :-P

    BalasHapus
  5. he? covernya beda toh? walau hal kecil tapi pengaruhnya lumayan yaa hihi. aaakk pengen baca buku ini! yang pertamanya udah baca, tapi yang ini belom kesampean aja nih, maklum lagi krisis, biasalah pelajar-__- *malah curhat*

    BalasHapus
  6. Saya suka dengan buku ini. Biasanya saya tidak terlalu tertarik dengan fantasi, tapi ternyata memang buku ini enak dibaca dan menghibur. Fantasinya tidak se"berat" Harry Potter apalagi The Lord of The Rings, tapi tetap unik karena dekat dengan kehidupan sehari-hari (^_^)

    BalasHapus
  7. Eh iya, judulnya kenapa lebih gede gitu ya, Eiffelnya ketutupan ya. Nggak asik deh :/
    Aku pengen banget baca buku ini. Buku yang pertama sudah aku baca. Aku beli karena love at first sight sama warna birunya yang unik. Kemarin udah liat sih buku keduanya ini di tobuk, tapi waktu itu lagi mau beli buku lain. Sampai sekarang belum beli. aaaa, jadi penasaran..

    BalasHapus
  8. Pengen baca iniii, sudah punya, tapi masih di rak to-read. Huhuu... Sejak lihat cover buku pertamanya, udah langsung pengen koleksi. Buku pertama sudah dibaca, jadi penasaran banget pengen lanjut ke seri selanjutnya :D

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Recent Pages

Recent Posts Widget