Kamis, 17 Juli 2014

100 Years of (un)Ordinary Life


Judul: The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of the Window and Disappeared
Judul Asli: Hundraåringen som klev ut genom fönstret och försvann
Pengarang: Jonas Jonasson
Penerbit: Bentang Pustaka (2014)
ISBN: 978-602-29-1018-3
Jumlah Halaman: 508 halaman
Penerbitan Perdana: 2009



"Indonesia adalah negara di mana segalanya mungkin." (hal. 483)

Hahaha.... senyum sewot mewarnai bagian-bagian akhir buku ini. Demikian dahsyatnyakah keadaan negaraku dalam pandangan orang asing. Memang sih aku tidak seharusnya menseriusi guyonan si Allan ini, dia kan sudah mengolok-olok begitu banyak tokoh dunia (dan aku terkekeh-kekeh menikmatinya) mulai dari Jendral Fransisco Franco, Mao Tse-Tung, Kim Il-Sung - Kim Jong-Il, empat Presiden Amerika Serikat dan kaum militer Uni Soviet termasuk Stalin, sampai juga konyolnya keadaan di negeri Swedia, tapi tetap saja rasanya jleb waktu baca tentang negeri sendiri. Ingin tertawa saking konyolnya, tapi juga bercampur malu dan menyangkal.



Kisah ini berawal Senin, 2 Mei 2005, saat Allan Karlsson berulang tahun yang ke-100. Alih-alih gembira karena peristiwa ini (perayaannya akan dihadiri sang Walikota lo!), ia malah terbosan-bosan dengan kehidupan panti jompo yang serba teratur dan mendambakan petualangan (dan vodka). Melompatlah ia keluar jendela dan melarikan diri walau hanya sempat memakai sandal kamarnya. Tertatih-tatih ia menyusuri jalan hingga terminal bis. Di sini mulailah apa yang singkatnya kusebut saja kebetulan-kebetulan kosmik. Kebetulan dititipin koper berisi uang 50 juta krona, kebetulan bisnya akan berangkat, kebetulan bertemu teman sejiwa :) , kebetulan bandit yang mengejar tak sengaja mati kedinginan... dst... dst...

Sejalan dengan kisah pelarian Allan ini, pembaca diajak mundur 100 tahun ke belakang. Menilik petualangan Allan Emmanuel Karlsson sejak kelahirannya. Meski melalui masa kecil serba kekurangan,  Allan berhasil mendirikan perusahaan dinamit. Lalu karena sekumpulan keberuntungan, ketidakberuntungan, kesengajaan dan ketidaksengajaan serta ketidakpedulian Allan akan masalah politik maupun idealisme, ia diceritakan telah campur tangan mempengaruhi banyak sekali peristiwa-peristiwa penting sejarah dunia. Membantu kaum sosialis dan kaum fasisme di Spanyol, memberi ide dalam pembuatan bom atom Hiroshima/Nagasaki, menyelamatkan istri Mao, membantu proyek nuklir Uni Soviet, sampai meledakkan kamp tahanan di Siberia yang ujung-ujungnya malah mencegah perang Korea lebih berkecamuk. Tentu saja tetap dengan ciri khas kekonyolannya. Pokoknya, alur novel ini dapat disimpulkan sebagai:

ketidakpedulian Allan + kebetulan-kebetulan kosmik 
= absurditas jalan hidup tingkat dewa :)

Nah, serunya lagi, Allan sempat berlibur singkat - yah sekitar 15 tahunan - di Pulau Bali. Di sini, ia dan temannya, Herbert Einstein (yup, nama Einstein yang sama dengan yang itu)  mempengaruhi  jalan hidup seorang wanita muda hingga menjadi Gubernur Bali dan kelak Dubes Indonesia untuk Perancis. Ini yang tadi di atas kubilang kocak sekaligus memerahkan telinga. Ngakak sekalian malu.

Kedua alur kisah Allan ini akhirnya menyatu. Kisah petualangan masa mudanya berakhir di tanggal 2 Mei 2005, beberapa saat sebelum ia meloncat keluar jendela – hanya saja sekarang pembaca bisa maklum kenapa Allan demikian bosannya di panti jompo dan berharap ia mati saja sebelum perayaan hari ulang tahunnya keseratus, meski pestanya nanti akan dihadiri Pak Walikota. Sedangkan kisah pelariannya diakhiri dengan kembalinya Allan –dan komplotannya, termasuk Gajah(!) seberat 5 ton– ke  Bali.

Sebuah dongeng historical fiction absurd yang mampu membuatku tertawa terbahak-bahak sendiri. Meski di sepanjang buku Allan selalu menolak berbicara tentang politik dan ideologi, tapi di sepanjang buku ini pula aku belajar bagaimana melihat kedua hal tersebut dalam perspektif yang lain, yang humoris dan jenaka, tanpa adanya preferensi tertentu. Brilliant!








editted 6/8/14


Yaaayyy.... I won... I won..... #happy #proud
#joged2gakaruanmuter2kamar

Terima kasih @bentangpustaka

:D

2 komentar:

  1. karena temanku beli versi English-nya waktu dapat arisan buku di GRI Malang, aku baru nyadar minggu lalu ini diterbitin sama bentang loh >_<

    BalasHapus
  2. iya... aku juga sdh beberapa kali lihat versi englishnya sliweran di wishlist GR, terus tiba-tiba liat si ijo ini. bagus lho ceritanya, selera humornya bener-bener gak biasa. =)

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Recent Pages

Recent Posts Widget