Review Buku
Judul: Sudut Mati
Pengarang: Tsugaeda
Penerbit: Bentang Pustaka (2015)
ISBN: 9786022910374
Jumlah Halaman: 344 halaman
Penerbitan Perdana: 2015
Lihat sinopsis
Titan kembali dari Amerika Serikat setelah delapan tahun, tepat ketika Grup Prayogo milik ayahnya sedang krisis dan membutuhkan bantuannya. Selain kesulitan dalam urusan bisnis, ada ancaman dari kompetitor jahat, Ares Inco, yang memiliki keinginan menghancurkan keluarga Prayogo untuk selamanya.
Namun Titan tak hanya menghadapi itu. Kakaknya, Titok, tak suka tersaingi olehnya di dalam Grup. Adiknya, Tiara, justru menikah dengan putra mahkota musuh. Dan mungkin ia juga telah membawa kekasih yang dicintainya ke dalam bahaya.
Titan harus menghadapi itu semua. Sementara tanpa ia ketahui, seorang pembunuh dengan kode 'Si Dokter' mengintai dan menunggu saat tepat untuk ikut campur ke dalam urusan mereka.
Thrilling-plot, alur yg cepat dan potongan bab-babnya yang pendek-pendek, membuat saat sudah mulai membaca buku ini suliiiit sekali melepasnya hingga akhir. Sama seperti dulu saat aku membaca Rencana Besar, jalinan cerita Sudut Mati ini memikat dan membuat kecanduan membaca... selalu berpikir, baca satu bab lagi, satu bab lagi, masih ada sedikit waktu, tambah satu bab lagi... *tiba-tiba sadar sudah kesiangan mau berangkat ngantor* hahaha.....
Dari segi kisah, aku suka sekali kekompleksan sekaligus kesederhanaannya. Dilatari sebuah keluarga chaebol kaya raya dengan empat anak, tiga lelaki dan satu perempuan, dengan karakternya masing-masing... dan kegilaannya masing-masing, bertahan saat krisis melanda keluarga mereka, serangan dari keluarga lawan bisnis. Dasar keluarga Proyogo yang sudah keropos, tiba-tiba harus menjadi solid dan padu jika tidak ingin dilenyapkan secara total oleh Ares Inco. Ada Titok sang pewaris tahta yang tidak becus namun setia, Teno, yang "gila?" dan dikurung di balik penjara soliter dan Tiara, si artis sinetron yang menikah dengan putra mahkota musuh. *yaaa ampuun... Yong Pal sekali.... sorry... korean-drama-addict-talking*. Namun, yang jadi tokoh utama adalah Titan, sang putra ketiga yang selama ini menyepi, menjauh dari hingar-bingar bisnis keluarga di Amerika, walaupun di sana dia diam-diam malah jadi konsultan bisnis top-class. Kisah ini mulai bergulir saat kepulangan Titan dari Amerika dan mulai mengambil alih jalannya bisnis grup Prayogo yang sedang compang-camping pasca ambruknya Bank UBI dan segala konsekuensinya (baca: Rencana Besar). Berbagai krisis dia tangani, namun separuh jalan dalam novel ini, pembaca mungkin akan mulai bertanya-tanya, apa motif sebenarnya dari Titan ini, benarkah sepenuhnya hanya untuk menyelamatkan Grup Prayogo... ataukah ia punya agenda tersendiri untuk menguasainya....
Seperti kataku tadi, kisahnya sederhana, tapi juga kompleks, karena detail-detail yang diberikan untuk membangun tiap karakter dalam cerita, terasa sangat lengkap dan kuat. Bukan hanya para Sigit Prayogo dan para putra-putrinya, tapi juga karakter-karakter lainnya, seperti Kath, Kevin, Danang, dan tentu saja, si Dokter. Aku bisa membayangkan dengan cermat mereka semua, saat lapis-demi-lapis karakterisasi dan lapisan kisah dibangun. Sayangnya, aku merasa karakter utamanya, Titan Prayogo ini, malah yang paling kurang mencorong dibanding, ya misalkan saja Teno (yg meski tampil singkat tapi meledak) atau si Dokter yang rumor-rumor yg mendahuluinya saja cukup untuk mengutuhkan karakter misteriusnya. Dibanding mereka berdua, Titan terasa terlalu.... biasa. Ya, dia pakar bisnis, ya dia cerdik lihai, dia juga tahu cara menghandle krisis, ehm, lalu kenapa.... Apa ya... mungkin idealismenya yang kurasa sedikit membosankan #EH *yeah, something really wrong with me* :-P
Spoiler [Memang sedikit mengejutkan saat ia menipu sang ayah dan mengambil-alih perusahaan, namun motifnya terlalu cepat dijelaskan, seakan-akan pengarangnya tidak rela sang tokoh disalah-pahami. Satu-satunya adegan di mana Titan jadi tokoh favoritku-ku adalah saat dia sengaja mengakusisi perusahaan Danang cuma untuk mendapatkan Danang kembali jadi COO-nya ]
Endingnya... cukup memuaskan. Sedikit kecewa karena sangat konservatif (yay, kebaikan pasti menang) dan salah tokoh paling eksentrik dalam kisah novel ini harus mati, tapi ya... yah demikianlah. Twist tentang identitas si Dokter enak diikuti (meski sudah sedikit tertebak sejak flashback Tiara di NY) dan epilognya menutup kisah dengan senyuman.
Selain masalah itu, novel ini tetap saja jadi salah satu cerita thriller dalam negri yang paling menarik yang kubaca tahun ini, Tidak kalah dengan novel-novel thriller luar. Ditambah lagi, ceritanya masih 'satu universe' dengan RB, jadi terasa kesinambungan kisahnya, dan mungkin... MUNGKIN... bisa diharapkan akan ada novel selanjutnya saat Makarim bertemu dan bekerja sama dengan Titan??
Tentang bukunya sendiri, aku suka ilustrasi cover-nya. Gedung yang tampak di sebelah kiri itu adalah bangunan paling kusukai bentuknya di antara semua gedung di seputaran Jalan Sud-Tham (meski olok-olok temanku, itu "gedung mencari petir" :D ). Kesan thriller-korporasinya sangat terasa dalam cover.
* * *
Selain puas baca bukunya, senang sekali karena hari minggu kemarin bisa bertemu Tsugaeda, pengarang novel ini, dalam acara Lunch with Tsugaeda yang diadakan teman-teman Goodreads wil. Semarang. Selain bercerita tentang banyak hal dalam novel terbarunya, sempat juga si Mas berbagi tips-tips mengarang dan menerbitkan buku. Sempat bagi-bagi doorprize pula... ahzeek.... ^^V
(LPM mana nihhh? *lirik goodreaders semarang* )
Pamer foto waktu lagi minta tanda tangan Mas Pengarang :)
https://www.goodreads.com/review/show/1428895883
Tidak ada komentar:
Posting Komentar