Judul: Garuda Riders
Seri: The Adventures of Wanara Trilogy - Book #1
Pengarang: A.R. Wirawan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2013)
ISBN: 978-979-22-9198-8
Jumlah Halaman: 328 halaman
Penerbitan Perdana: 2013
Sinopsis
Satu milenium setelah Era Ramayana, ras asura dan keturunannya terus diburu. Mereka dibantai di mana-mana. Hanya di Alengka, negara leluhur para asura, mereka bisa hidup tenang. Namun, itu pun bukan jaminan. Sebab, sebuah organisasi bawah tanah bernama Raksasaghna telah lama bersumpah untuk melenyapkan seluruh keturunan Rahwana itu dari Tanah Varadwipa.
Pada masa itulah, lahir bayi laki-laki dari tiga keturunan Era Ramayana yaitu Rahwana (asura), Hanoman (wanara), dan Rama (mannusa). Bayi laki-laki itu bernama Naradja. Marsekal Badawang adalah orang pertama yang melihat potensi anak petani ubi itu. Ia pun berspekulasi untuk menarik Naradja menjadi salah satu pratarunanya di Akademi Angkatan Udara Kurmapati. Pilihannya tak salah, karena wanara itu kemudian memang tumbuh menjadi seorang penunggang garuda yang menonjol.
Namun, Naradja mengalami mimpi buruk tentang masa depan dirinya dan nasib Tanah Varadwipa. Hanya delapan elemen dewa atau Hasta brata yang mampu mencegah kehancuran Tanah Varadwipa di masa depan. Tanpa izin Akademi Angkatan Udara Republik Ayodhya, Naradja mengajak Laksmi, Lembu Kendil, Baning, dan Malore terbang ke berbagai negara mencari delapan elemen Hastabrata dengan menunggangi garuda. Tak jarang, nyawa mereka menjadi taruhannya. Namun betapapun menggetarkannya petualangan itu, Naradja tak pernah tahu bahwa ada skenario besar dari organisasi rahasia Raksasaghna terhadap dirinya.
Novel Garuda Pancasila Riders ini adalah re-told dari kisah wayang Ramayana yang diseret ke ranah fantasi, diberi nyawa baru, karakter-karakter baru dan juga jenis-jenis ras campuran yang baru (oh percayalah.... di sini ada yang disebut ras campuran Gajah Ikan, seperti apa itu, aku juga sulit membayangkannya!) lalu mendapatkan konflik dan tugas baru dan kemudian menceritakan kisah dongeng yang baru. Dengan setting modern? Uggh.... agak sulit dijabarkan. Modern settingnya sih tidak, maksudku tidak ada penggunaan hape atau mobil atau teknologi sejenisnya, yang ada adalah ideologi modern seperti jenis pemerintahan Republik serta penggunaan bahasa yang kurasa terlalu 'modern'.
Tokoh utama novel ini adalah Naradja, anak seorang petani ubi di daerah gersang dekat markas Akademi Angkatan Udara Republik Kurmapati (yup, memang begitu namanya, Akademi Angkatan Udara Republik Kurmapati!). Namun sebenarnya, Naradja ini adalah makhluk turunan 3 ras realm tersebut, dan kebetulan juga adalah cucu keturunan Presiden Republik Kiskenda yang digulingkan dengan kudeta berdarah bertahun-tahun sebelumnya. Jadi Ayah Naradja adalah wanara (ras kera keturunan Hanoman), sedangkan ibunya adalah campuran antara mannusa (ras manusia keturunan Rama) dan asura (ras raksasa keturunan Rahwana, berkulit pucat, bertelinga lancip dan bertaring). Dari garis keturunan ibunya, kakek Naradja adalah Bimata, seorang penunggang Garuda terhebat di masanya dan, tentu saja, menguasai bahasa Garuda (please jangan membayangkan parseltongue-nya Harpot!).
Dari awal novel sampai sekitar halaman 190-an (hampir 2/3 bagian), buku ini bercerita tentang bagaimana Naradja menarik perhatian Marsekal Badawang sehingga ditarik menjadi salah satu prataruna pasukan Garuda di Akademi Angkatan Udara Republik Kurmapati tersebut dan kemudian menceritakan suka duka Naradja saat mendapatkan pelatihan militer di sana. Kisahnya standar sekolah berasrama lah (sekali lagi, please jangan membayangkan Hogwarts!). Punya musuh, punya teman, punya musuh sok tahu yang akhirnya jadi teman (bukan Hermione!), dst. Terus waktu pelajaran, ternyata si Naradja ini hebat di bidang astra-mantra Kundala Vedi (nah, di sini jangan membayangkan pelajaran defense against the dark arts ya!) dan juga pelajaran terbang bersama Garudanya (bukan terbang dengan sapu sihir!).
Yang mengherankan, 1/3 bagian akhir novel, kisahnya tiba-tiba berbelok menjadi pencarian 8 elemen Hasta Brata. Bukan 1 atau 2 atau 3 elemen, Saudara-Saudari, tetapi 8 buah.... dan hebatnya semua ketemu hanya dalam seratusan halaman!!
Konsep ceritanya sih sebenarnya aku suka dan rela memberikan 4 bintang, tapi eksekusinya, haddeww... cuma 2 bintang saja sudah kebanyakan. Oke, kisah ini diambil dari kisah pewayangan, ditarik 1000 tahun ke depan. Jadi secara konsep, memang sah-sah saja memberikan pembaruan-pembaruan yang diinginkan cerita. Tapi jangan mencampuradukannya seperti itu kan.
Contoh yang paling mudah, penggunaan bahasanya. Di berbagai bagian dialog, banyak digunakan kata-kata "kisanak" atau "astra" dan "mantra" atau "sidu" dan "yojana" kemudian di bagian lain dialog, dikatakan seperti ini, "Positif, sayangku! Kita harus selalu berpikiran positif." Lalu nanti, di bagian yang lain lagi, ada percakapan seperti ini, "Lalu aku harus bilang 'WOW' begitu?" dan "Duuh, kasih tahu gak ya? Kasih tahu gak ya?" *die* Demikian pula ide dasar ceritanya yang khas dunia pewayangan, amat sangat terasa aneh sekali kalau harus mengucap ide-ide modern seperti Republik atau Presiden (untung gak disebut ada lembaga Mahkamah Konstitusi ya... :p ). Sebuah adukan yang sulit dibayangkan seperti "sebuah skuadron perang angkatan udara yang beranggotakan prataruna-prataruna penunggang Garuda."
Kalau saja buku ini digarap dengan lebih konsisten ala klasik pewayangan dan bukannya mencoba melucu dengan istilah-istilah dan dialog-dialog campur aduk seperti itu, pasti akan jadi lebih manis dan tergarap bagus.
Hal lain, pencarian 8 elemen Hasta brata. Kenapa harus sampai 8? (Kenapa gak 9 hayo... #plak) Dengan jumlah halaman yang terbatas, konsep pencarian ini jadinya mentah, tanpa keseruan sama sekali. Bandingkan dengan seri Ther Melian yang satu elemen satu buku. Atau bahkan dengan pencarian batu bertuah di seri Harpot #1 yang penuh dengan ujian dan menampilkan kecakapan dan kelebihan masing-masing tokoh-tokohnya dengan sangat bagus. Daripada delapan elemen tanpa nilai tambah apa-apa, bukannya lebih asyik mencari 1 elemen utama yang penuh ujian dan keseruan, lalu kemudian diakhiri dengan perang tanding dengan si tokoh penjahat Leak memperebutkan hal tersebut.
Oh, dan alasan perjalanan/pencarian itu juga sanggat mengada-ada. Dapat wangsit dari mimpi? Biar keren???!?!? (please deh, kurang kerjaan gimana lagi sih para prataruna ini?) Teman-temannya juga mau-mau saja diajak mengikuti pencarian tanpa alasan itu. Sekali lagi, detail dasar penceritaannya juga terasa mentah di sini.
Tokoh utama novel ini adalah Naradja, anak seorang petani ubi di daerah gersang dekat markas Akademi Angkatan Udara Republik Kurmapati (yup, memang begitu namanya, Akademi Angkatan Udara Republik Kurmapati!). Namun sebenarnya, Naradja ini adalah makhluk turunan 3 ras realm tersebut, dan kebetulan juga adalah cucu keturunan Presiden Republik Kiskenda yang digulingkan dengan kudeta berdarah bertahun-tahun sebelumnya. Jadi Ayah Naradja adalah wanara (ras kera keturunan Hanoman), sedangkan ibunya adalah campuran antara mannusa (ras manusia keturunan Rama) dan asura (ras raksasa keturunan Rahwana, berkulit pucat, bertelinga lancip dan bertaring). Dari garis keturunan ibunya, kakek Naradja adalah Bimata, seorang penunggang Garuda terhebat di masanya dan, tentu saja, menguasai bahasa Garuda (please jangan membayangkan parseltongue-nya Harpot!).
Dari awal novel sampai sekitar halaman 190-an (hampir 2/3 bagian), buku ini bercerita tentang bagaimana Naradja menarik perhatian Marsekal Badawang sehingga ditarik menjadi salah satu prataruna pasukan Garuda di Akademi Angkatan Udara Republik Kurmapati tersebut dan kemudian menceritakan suka duka Naradja saat mendapatkan pelatihan militer di sana. Kisahnya standar sekolah berasrama lah (sekali lagi, please jangan membayangkan Hogwarts!). Punya musuh, punya teman, punya musuh sok tahu yang akhirnya jadi teman (bukan Hermione!), dst. Terus waktu pelajaran, ternyata si Naradja ini hebat di bidang astra-mantra Kundala Vedi (nah, di sini jangan membayangkan pelajaran defense against the dark arts ya!) dan juga pelajaran terbang bersama Garudanya (bukan terbang dengan sapu sihir!).
Yang mengherankan, 1/3 bagian akhir novel, kisahnya tiba-tiba berbelok menjadi pencarian 8 elemen Hasta Brata. Bukan 1 atau 2 atau 3 elemen, Saudara-Saudari, tetapi 8 buah.... dan hebatnya semua ketemu hanya dalam seratusan halaman!!
Konsep ceritanya sih sebenarnya aku suka dan rela memberikan 4 bintang, tapi eksekusinya, haddeww... cuma 2 bintang saja sudah kebanyakan. Oke, kisah ini diambil dari kisah pewayangan, ditarik 1000 tahun ke depan. Jadi secara konsep, memang sah-sah saja memberikan pembaruan-pembaruan yang diinginkan cerita. Tapi jangan mencampuradukannya seperti itu kan.
Contoh yang paling mudah, penggunaan bahasanya. Di berbagai bagian dialog, banyak digunakan kata-kata "kisanak" atau "astra" dan "mantra" atau "sidu" dan "yojana" kemudian di bagian lain dialog, dikatakan seperti ini, "Positif, sayangku! Kita harus selalu berpikiran positif." Lalu nanti, di bagian yang lain lagi, ada percakapan seperti ini, "Lalu aku harus bilang 'WOW' begitu?" dan "Duuh, kasih tahu gak ya? Kasih tahu gak ya?" *die* Demikian pula ide dasar ceritanya yang khas dunia pewayangan, amat sangat terasa aneh sekali kalau harus mengucap ide-ide modern seperti Republik atau Presiden (untung gak disebut ada lembaga Mahkamah Konstitusi ya... :p ). Sebuah adukan yang sulit dibayangkan seperti "sebuah skuadron perang angkatan udara yang beranggotakan prataruna-prataruna penunggang Garuda."
Kalau saja buku ini digarap dengan lebih konsisten ala klasik pewayangan dan bukannya mencoba melucu dengan istilah-istilah dan dialog-dialog campur aduk seperti itu, pasti akan jadi lebih manis dan tergarap bagus.
Hal lain, pencarian 8 elemen Hasta brata. Kenapa harus sampai 8? (Kenapa gak 9 hayo... #plak) Dengan jumlah halaman yang terbatas, konsep pencarian ini jadinya mentah, tanpa keseruan sama sekali. Bandingkan dengan seri Ther Melian yang satu elemen satu buku. Atau bahkan dengan pencarian batu bertuah di seri Harpot #1 yang penuh dengan ujian dan menampilkan kecakapan dan kelebihan masing-masing tokoh-tokohnya dengan sangat bagus. Daripada delapan elemen tanpa nilai tambah apa-apa, bukannya lebih asyik mencari 1 elemen utama yang penuh ujian dan keseruan, lalu kemudian diakhiri dengan perang tanding dengan si tokoh penjahat Leak memperebutkan hal tersebut.
Oh, dan alasan perjalanan/pencarian itu juga sanggat mengada-ada. Dapat wangsit dari mimpi? Biar keren???!?!? (please deh, kurang kerjaan gimana lagi sih para prataruna ini?) Teman-temannya juga mau-mau saja diajak mengikuti pencarian tanpa alasan itu. Sekali lagi, detail dasar penceritaannya juga terasa mentah di sini.
* * *
Awalnya aku mengharapkan sebuah ficfan dalam negeri dengan tema pewayangan yang kental dan apik, sebuah tambahan menarik dalam dunia ffdn yang amat sangat terasa kelokalan temanya. Ternyata aku jadi kecewa dengan hasil akhirnya.
Kalau benar novel ini akan jadi trilogi, sekedar saran, di buku-buku selanjutnya biarkan tema lokal dan kewayangannya jadi lebih kental. Banyak sekali peristiwa/pelajaran/adegan seru dalam cerita wayang yang bisa di-infuse-kan ke dalamnya. Dan tolooong, hilangkan saja bagian-bagian dialog ala sinetron alay yang sama sekali gak lucu itu.
* * *
Giveaway..... sort of..... ^^
Untuk review novel yang aku posting kali ini, sebenarnya bukunya sudah kutimbun cukup lama, dan dulu satu-satunya alasan kubeli -meski rating dan ripiu dari rekan gudrits yang lain gak bagus-bagus amat- adalah karena 'cover lust'. Aku suka ilustrasi covernya, wanara cakep dengan mata beda warna. Nah, karena baru terbaca sekarang, ilustrasi cover juga baru benar-benar kuperhatikan dan kuresapi sekarang.... dan tiba-tiba, aku teringat wajah seseorang. Pas barusan searching di google images, eh lha kok dapet foto yang pose-nya mirip dengan cover buku ini.....
(maaf, source image-nya belum aku cantumin sekarang ya, entar aja kl ga-nya udah selesai).
Hihihihi..... mirip gak? Mirip aja atau mirip banget? Atau itu hanya perasaanku saja? *jyaaah* *batal ga* :D
Pertanyaan GA dadakanku kali adalah, sebutkan nama artis di atas, yang (menurutku) mirip ilustrasi cover novel ini. Ada yang tahu kah? Clue: lead singer dari grup band K-Pop terkenal dan ada drama barunya yang lagi main sekarang.... (ini posting bacaan lokal kok malah GA k-pop? emang hari kemerdekaannya tanggal 17 atau 15 seeeh? #curiga #cekKTP #eh)
Hadiah GAnya untuk satu pemenang, adalah buku kolpri-ku ini: Hujan dan Cerita Kita karya Stephie Anindita (baru akan kuripiu besok, untuk posbar buku baru Indonesia). Bagus lo ceritanya, aku suka karakter Vania, si tokoh utamanya.
Ohiya, jawabnya di bagian comment di bawah postingan ini aja ya (sementara aku setel pakai moderasi). Kutunggu 3 hari saja, sampai 30 Agustus 2014, biar pemenangnya bisa kuumumkan hari Minggu 31 Agustus 2014. Sertakan juga nama dan email/twitter kamu supaya mudah kuhubungi. Uhhmm... aturannya siapa cepat dan benar, dia dapat. Tapi kalau yang jawab banyak (benar/salah), mungkin Mr. Random bisa memilih satu pemenang lagi untuk buku kolpri-ku yang lain, pokoknya yang termasuk buku baru pengarang Indonesia deh *demi membantu mengurangi beban rak buku yg udah menjerit-jerit keberatan*
Editted 31/08/2014
Pemenang GA-nya sudah aku umumkan di sini. Silakan di cek :D
Pertanyaan GA dadakanku kali adalah, sebutkan nama artis di atas, yang (menurutku) mirip ilustrasi cover novel ini. Ada yang tahu kah? Clue: lead singer dari grup band K-Pop terkenal dan ada drama barunya yang lagi main sekarang.... (ini posting bacaan lokal kok malah GA k-pop? emang hari kemerdekaannya tanggal 17 atau 15 seeeh? #curiga #cekKTP #eh)
Hadiah GAnya untuk satu pemenang, adalah buku kolpri-ku ini: Hujan dan Cerita Kita karya Stephie Anindita (baru akan kuripiu besok, untuk posbar buku baru Indonesia). Bagus lo ceritanya, aku suka karakter Vania, si tokoh utamanya.
Ohiya, jawabnya di bagian comment di bawah postingan ini aja ya (sementara aku setel pakai moderasi). Kutunggu 3 hari saja, sampai 30 Agustus 2014, biar pemenangnya bisa kuumumkan hari Minggu 31 Agustus 2014. Sertakan juga nama dan email/twitter kamu supaya mudah kuhubungi. Uhhmm... aturannya siapa cepat dan benar, dia dapat. Tapi kalau yang jawab banyak (benar/salah), mungkin Mr. Random bisa memilih satu pemenang lagi untuk buku kolpri-ku yang lain, pokoknya yang termasuk buku baru pengarang Indonesia deh *demi membantu mengurangi beban rak buku yg udah menjerit-jerit keberatan*
Editted 31/08/2014
Pemenang GA-nya sudah aku umumkan di sini. Silakan di cek :D
https://www.goodreads.com/review/show/513650856
Posting ini dipublikasikan dalam rangka mengikuti event
Baca dan Posting Bareng BBI
Bulan: Agustus 2014 - Tema Lokal/Nusantara
Baca dan Posting Bareng BBI
Bulan: Agustus 2014 - Tema Lokal/Nusantara
Ini Jung Yonghwa CN Blue bukan, Ya? :D
BalasHapusemail : dian_putu26@yahoo.com
Twitter : @DeeLaluna
yaaay.... benar sekali.... itu Jung Yong-hwa nya CNBlue. Selamat ya Dian, kamu jadi pemenang buku Hujan Dan Cerita Kita dari koleksi pribadiku. :)
Hapusbaru merhatiin waktu postingmu... ya ampun, itu 10 menit setelah jadwal postingan ini aku unggah. hebatt! :)
HapusYonghwa CNBlue, Fatiah Nur Madina - fatiahnurmadina at ymail dot com - @Fatiah_NM
BalasHapusItu Leader CN Blue = JUNG YONG HWA , benerkan?
BalasHapusHapudin
@adindilla
hapudincreative@gmail.com
Nama: Biondy
BalasHapustwitter: @biondyalfian
jawab: Jung Yong Hwa
semoga benar :))
Kim Hyun Joong
BalasHapus@peri_hutan :p
weis...jadi nggak konsisten antara zaman modern dengan masa wayangnya ya..
BalasHapussi pengarangnya berterima kasih sekali nih bukunya direview seperti ini, hehehehe
Aku malah kurang sreg sama covernya, soalnya ga lokal banget, rambut putih mata biru kan ga Indonesia banget, haha.
BalasHapushehehe.... kan keturunan Hanoman kak Zee, jadi teteup harus serupa wanara (kera) berambut putih. mata biru-merahnya ada ceritanya tuh dalam novel. ^_^
HapusJung Yonghwa :))
BalasHapus(Hasnawati - @chenhakase)
Nama : Siti Maryam
BalasHapusEmail : sm211996@gmail.com
Twitter : @aii_SM
Jung Yong Hwa (CN Blue)
selamat ya, mr random memilih kamu jadi pemenang. silakan cek email dan lengkapi data alamat. thx :)
HapusWalaupun baru kebaca di tanggal terakhir,aku tetep ikutan ya kak :D
BalasHapusjawabannya: Jung Yong Hwa
Email: vaniautami31@gmail.com
twitter: @vaniapramuditaa
"Hal lain, pencarian 8 elemen Hasta brata. Kenapa harus sampai 8? (Kenapa gak 9 hayo... #plak)"---> semoga pertanyaannya terjawab melalui link ini: http://duniahindu.blogspot.com/2012/09/asas-kepemimpinan-hindu-menurut-asta.html
BalasHapus"Perkataan Asta Brata terdiri atas kata “Asta” yang artinya delapan dan “Brata” yang artinya pegangan atau pedoman. Ajaran Asta Brata ini terdapat dalam kekawin Ramayana yang diubah oleh pujangga Walmiki dan terdiri atas 10 sloka. Ajaran Asta Brata ini diturunkan oleh Prabu Rama kepada Wibhisana dalam rangka untuk melanjutkan proses pemerintahan kerajaan Alengka setelah gugurnya Rahwana."