Kamis, 11 April 2013

Biografi Angka Nol


Judul: Biografi Angka Nol
Judul Asli: Zero: The Biography of a Dangerous Idea
Pengarang: Charles Seife
Penerbit: e-NUSANTARA  (2008)
ISBN: 9789791583664
Jumlah Halaman: 340 halaman
Penerbitan Perdana: 2000
Literary Awards: PEN/Martha Albrand Award for First Nonfiction Writers (2001)




Inilah kisah tentang angka nol,dari saat kelahirannya di masa kuno hingga perkembangannya di Timur, perjuangannya agar dapat diterima di Eropa, pengaruhnya di Barat, serta ancamannya terhadap fisika modern. 
Inilah kisah orang-orang yang berjuang mencari makna sebuah angka misterius. Kisah para pelajar, ahli nujum, ilmuwan, serta para pemuka agama yang terus berusaha memahami angka nol.
Dan inilah kisah tentang usaha dunia Barat yang gagal melindungi dirinya dari ide Timur. Tentang paradoks yang diajukan oleh sebuah angka yang lugu tanpa dosa. Angka yang membingungkan pemikiran paling waras abad ini serta menyimpan ancaman serius yang mampu membongkar rahasia seluruh kerangka pemikiran ilmiah.
[dikutip dari Chapter O, halaman 2-3]


Awal ketertarikan membaca buku ini adalah karena membaca review keren seorang teman di sini, tp baru kesampaian sekarang. Bukunya sendiri didapat di fest buku semarang 2011, di sebuah sudut belakang timbunan buku, bertumpuk skt 20an biji, berdebu (untung masih dalam segel plastik), dan dijual murah, 10 ribu aja. 

Judul aslinya adalah Zero: The Biography of a Dangerous Idea, yang rasanya lebih pas, karena di dalamnya lebih memfokuskan pada bagaimana si angka Nol (beserta semua ide berbahaya, merusak dan konsekuensi yang mengiringinya) ini muncul, ditolak, diterima, didewakan, dianggap bidah, terpaksa diterima, dipelajari, digunakan untuk menjelaskan fenomena sekaligus mementahkan penjelasan tentang fenomena tersebut. Perwujudan ide nol melintas saat sains mencoba menjelaskan tentang lubang hitam jagat raya pada ide relativitas umum Einstein, lalu ia menampakan diri lagi pada dimensi atomik dalam bentuk ketakberhinggaan energi dalam mekanika kuantum (untuk bacaan yang lebih "ngilmiah", dipersilahken menuju review di atas).

Aniwei, selain ranah sains, ternyata angka nol muncul keseharian kita, misalnya beberapa fakta menarik ini:

0. Tidak ada tahun ke-nol dalam penanggalan yang umum kita gunakan sekarang ini (kalender Masehi, Anno Domini). 
Karena tidak adanya tahun 0 AD/M, maka sedetik sebelum 1 Jan 1 adalah 31 Des 1 BC/SM. Deret tahun yang benar menurut penanggan ini adalah: ..., 3 BC, 2 BC, 1 BC, 1 AD, 2 AD, 3 AD,.... 
Misalnya seorang bayi lahir pada 1 Jan 3 BC, berapa umurnya saat 1 Jan 3 AD? 3 - (-3) = 6 tahun? Yup...salah besar. 
Ini kenyataannya, pada 1 Jan 2 BC si bayi berumur 1 tahun, 1 Jan 1 BC si bayi berumur 2 tahun, (lalu ingat di sini tdk ada tahun 0), 1 Jan 1 AD si bayi berumur 3 tahun, 1 Jan 2 AD si bayi berumur 4 tahun, dan pada 1 Jan 3 AD si bayi berumur 5 tahun. 
Tahun nol bukan saja tidak dihitung, lebih dari itu... ia tidak ada!

1. Masih seputar penanggalan, sebagian besar orang ternyata menyambut datangnya milenium ke-3/abad ke-21 di waktu yang salah. Jika waktu penanggalan dimulai pada 1 Jan 1, maka 1 tahun kemudian adalah 1 Jan 2, 10 tahun kemudian adalah 1 Jan 11, 100 tahun (abad) kemudian adalah 1 Jan 101, dan 1000 tahun (milenia) kemudian adalah 1 Jan 1001. Jadi... 2000 tahun kemudian adalah 1 Jan 2001, bukan 1 Jan 2000. Walah...

2. 0 adalah angka sebelum 1, bukan setelah 9. Lalu mengapa tuts keyboard meletakkan angka 0 di kanan tuts angka 9, dan tuts telepon dan atm meletakkannya di barisan paling bawah?

3. Seni lukis realis 3 dimensi menggunakan konsep angka 0 untuk menggambarkan vanishing point (titik perspektif), sehingga obyek lukisan yang paling dekat dengan pengamat terlihat paling besar, sedangkan obyek yang makin jauh terlihat main kecil, akhirnya hilang di satu titik (nol, sekaligus tak berhingga). Dipelopori oleh arsitek Italia Filippo Bunelleschi di tahun 1425 dan disempurnakan oleh Leonardo DaVinci.

4. Kata Zero diambil dari bahasa Hindi Sunya yang artinya kosong (ingat kata "sunyi" dalam bahasa indonesia), diserap dalam perbendaharaan kata Arab menjadi sifr dan kemudian dilatinkan menjadi zephirus. Kata sifr ini juga mendasari kata ciphers dan kata digit dalam bahasa Perancis: chiffre.
Kata algoritma (algorythm) diambil dari nama (Muhammad ibnu Musa) al-Khawarizmi, ilmuwan matematika pertama dari Bagdad. Beliau juga yang menulis buku al-Jabr wa al-Muqabala (penyelesaian persamaan dasar) yang menjadi dasar kata Aljabar. 

5. Angka 0 ternyata datang tidak sendirian. Ia membawa kembarannya, si angka tak-berhingga, dan mereka bermain bersama-sama angka imajiner (i dan -i). i adalah bilangan yang melambangkan √-1. Hebatnya matematika, bisa menghitung bilangan yang bahkan tidak nyata. :p

2 komentar:

  1. Wuah menarik banget buku ini
    Bisa menambah pengetahuan banget
    Selama di sekolah aku enggak pernah tuh diajarin tentang angka nol
    Hanya langsung dipake aja angka nol tiu untuk menghitung
    Tapi memang benar loh, angka nol itu begitu penting
    Bayangkan kalau 10 juta kurang angka nol-nya 1 saja nilainya cuma 1 juta. Jauh banget bedanya.

    Btw, buku ini dibelinya dimana yah? Penasarandotcom

    Salam
    Rizka

    BalasHapus
  2. Beli di tumpukan obralan di Festival Buku Semarang 2 tahun yg lalu (tahun ini juga masih ada, tp tinggal sedikit). Selain di situ, aku juga pernah lihat di tumpukan diskon tokbuk TM. Tampaknya ini masuk kategori buku BAGUS yang kurang laku di pasaran.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Recent Pages

Recent Posts Widget