Judul: Rebecca of Sunnybrook Farm
Judul Asli: Rebecca of Sunnybrook Farm
Pengarang: Kate Douglas Wiggin
Penerbit: Orange Books (2011)
ISBN: 978-602-84-3685-4
Jumlah Halaman: 310 halaman
Penerbitan Perdana: 1903
Rebecca of Sunnybrook Farm adalah sebuah kisah klasik tentang anak yatim miskin, Rebecca Rowena Randall, yang dibesarkan oleh sanaknya. Dengan tema yang seperti itu, tidak bisa tidak, kisah Anne of the Green Gable langsung menyeruak di pikiranku (Anne itu adalah karakter klasik wanita nomer dua favoritku) dan aku berharap kisah hangat dan lucu seperti itu yang akan dihadirkan di novel ini. Apalagi ditambah sinopsis yang menggambarkan sifat-sifat Rebeca yang "liar" menurut kedua bibinya, kembali mengingatkan sifat Anne yang bebas dan imajinatif.
Dari awal kedatangannya, pembaca telah disuguhi 'kecerewetan' Rebecca yang menawan hati Mr. Cobb, si pengemudi kereta penumpang. Aku juga lumayan menyukai gadis cilik ini dan ocehannya yang segar. Ternyata nama Sunnybrook Farm itu sebenarnya adalah nama yang diberikannya sendiri pada tanah pertanian keluarganya.
"...Ketika aku bilang tanah pertanian Randall, dapatkah Anda membayangkan penampilannya?"
"Tidak, aku tidak bisa bilang begitu," jawab Mr. Cobb gelisah.
"Sekarang, ketika aku menyebut Sunnybrook Farm, apa yang muncul dalam pikiran Anda?"
"Kurasa ada anak sungai di dekatnya," katanya dengan hati-hati.
" Komentar Anda cukup bagus. Memang ada anak sungai, tetapi bukan yang biasa. Anak sungai ini ditumbuhi pohon-pohon muda dan semak-semak kecil di kedua sisinya, dangkal gemericik dengan dasar perpasir putih dan dipenuhi kerikil kecil yang mengkilap. Ada sedikit cahaya matahari saja, anak sungai itu akan terkena sehingga berkilauan sepanjang hari."
Waah... Rebecca ini ternyata benar-benar mirip dengan Anne ya, suka menamai tempat-tempat sesuka hatinya.
Rebecca kemudian tinggal bersama kedua bibinya, Miranda dan Jane Sawyer. Keduanya merupakan kakak-kakak dari ibunda Rebecca, namun mereka agak kurang setuju dengan pria pilihannya, Ayah Rebecca, yang menurut mereka pesolek, tidak berguna, dan keturunan Spanyol. Dan Rebecca ini sedikit banyak menuruni sifat-sifat ayahnya, suka melamunkan hal-hal yang terlalu romantis dan sama sekali tidak praktis menurut kedua bibinya. Demikianlah, didikan keras kedua bibinya seringkali bertubrukan dengan pola pikir Rebecca, dan sedikit demi sedikit mereka semua belajar tentang keadaan dan kehidupan satu sama lain.
Jika di awal kisah ini, novel mirip dengan Anne dan Pollyana, di pertengahan muncul seorang karakter yang dinamai Rebecca Mr. Aladdin - yang membuat kisahnya sedikit mengingatkan pada kisah klasik lainnya, yaitu Daddy Long Legs. Nama sebenarnya Mr. Aladdin ini adalah Adam Ladd, seorang pria muda kaya yang berasal dari keluarga terhormat. Dari perkenalannya tidak sengajanya dengan Rebecca, persahabatan mereka berlanjut hingga Rebecca dewasa dan lulus sekolah, dan tanpa setahu Rebecca, Adam Ladd sebenarnya banyak membantu, baik secara finansial maupun hal-hal lainnya. Lumayan geli saat membaca bagian Miss Maxwell -guru Rebecca- mentertawakan Mr. Ladd yang tidak dapat menyembunyikan kecemburuannya terhadap teman-teman lelaki Rebecca.
Jadi secara keseluruhan aku suka ceritanya, tapi lebih suka detail-detail kecil yang menyenangkan di seri Anne (dan Pollyana, dan Daddy Long Legs), terutama kurang suka di setengah bagian akhir cerita dimana Rebecca tiba-tiba jadi dewasa dan juga endingnya yang terasa tidak tuntas. Meskipun demikian, harus disebutkan pula bahwa novel ini pertama kali diterbitkan tahun 1903, jauh lebih lama daripada Anne dan Pollyana dan kisah lainnya. Kenyataan bahwa kisah ini masih dibaca lebih dari seabad sejak pertama kali ditulis, sudah berbicara sendiri tentang kualitas ceritanya.
Aku belum pernah baca serial Anne, Pollyana atau bukunya Rebecca ini XD kepingin sih, tapi belum sempet. kayanya setipe ya tapi cerita2nya?
BalasHapus