Jumat, 16 Mei 2014

Orang Asing


Judul: Orang Asing
Judul Asli: L’Étranger
Pengarang: Albert Camus
Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia (2013)
ISBN: 978-979-46-1862-2
Jumlah Halaman: 124 halaman
Penerbitan Perdana: 1942



The Stranger is a short novel about an ordinary little man living quietly in Algiers. Life begins to stalk him quietly and slowly, but inexorably. The pace quickens until the little man commits a pointless murder and reaches its climax after his trial.
The Stranger presents an indelible picture of a human being helpless in life's grip.

Novella ini berkisah tentang seseorang yang benar-benar terasing dari dunia sosial bermasyarakat - seseorang sociopath(?) - teradili dalam pandangan masyarakat umum, saat ia bersinggungan dengan dua kali kematian. Kematian yang pertama adalah kematian ibu kandungnya yang telah menua, sedangkan kematian kedua terjadi karena sebab-sebab konyol yang seharusnya dapat dihindari jika saja kebetulan-kebetulan yang berbuntut kesialan tidak terjadi berturut-turut.



Yang kemudian terjadi adalah masyarakat luas mulai mempertanyakan kenormalan Meursault, si tokoh utama cerita ini, yang lebih menikmati kesendirian. Ia sulit untuk ikut berempati pada perasaan/penderitaan orang lain. Ia tidak menunjukkan kesedihan saat kematian ibunya. Ia juga tidak terlihat menyesal atas kematian tak disengaja olehnya. Ia juga mengaku tidak percaya pada Tuhan (dan mungkin juga pada cinta). Hal-hal yang kemudian menggiringnya ke nasib buruk di pengadilan.
Dalam kata-katanya sendiri, Mersault hidup untuk saat ini, dan tidak terlalu banyak mengenang dan menyesali kehidupan, baik kehidupannya sendiri maupun kehidupan orang lain yang dikenalnya.

Tapi pada saat Mersault teradili, di saat yang sama Camus menanyakan apa yang kita sebut 'nilai-nilai moral'. Lebih dari itu, Camus juga mempersoalkan apakah kesendirian begitu menakutkan bagi orang lain?? L’Étranger. Orang aneh. Orang (ter)asing. Orang yang terpinggirkan karena pandangan hidupnya terlalu absurd bagi orang lain. Dari novel ini lahir ungkapan bahwa "la vie ne vaut pas la peine d'être vécue", hidup tak layak dijalani, tentu dalam kaitan dengan absurditas kematian di mata Barat (Prof. Apsanti Djokosujatno, Guru Besar FIB UI di halaman Pengantar). Novel ini pula yang mengangkat nama Albert Camus sebagai filsuf dan pengarang beraliran absurdism atau existentialist. Aliran-aliran yang membawa tema novel-novel kontemporer dan modern sangat jauh berbeda dari tema novel-novel klasik, sekaligus mempengaruhi cara pikir pembacanya.


* * * 


Setelah lamaaaaa tertunda-tunda, akhirnya saya berhasil juga menamatkan sebuah karya Albert Camus. Sebenarnya, beberapa tahun yang lalu mencoba membaca novel ini, tapi edisi terbitan Penerbit Liris The Outsider: Sang Pemberontak, dan setelah beberapa halaman menyerah kebingungan. Jadi saya senang sekali melihat edisi YOI dari buku ini, apalagi diterjemahkan langsung dari bahasa aslinya (Bahasa Perancis) oleh Ibu Apsanti, yang hasil terjemahannya sudah beberapa kali saya baca. Memang tidak mengecewakan. Aliran kalimatnya lebih lancar dan mudah dimengerti. Pengalihbahasaan nama tempat dan istilah juga lebih lazim terdengar. Hanya saja judulnya, masih terdengar aneh, tidak pas persis dengan kesan yang kudapatkan setelah membaca isi novelnya. Tapi melihat edisi bahasa Inggrisnya, tampaknya memang agak sulit mengalihbahasakan L’Étranger tanpa kehilangan maknanya. The Outsiders, The Stranger,  orang aneh, pemberontak, isi novel ini mengejawantahkan itu semua.

Bersih typo.
Covernya sedikit aneh. meh. 




2 komentar:

  1. Apakah masih punya bukunya Mba? Kalo boleh saya barter dengan koleksi buku saya. Saya di 085692716540. Mohon kabari ya mba. Nuhun

    BalasHapus
  2. maaf ya dea, buku ini masuk kolpriku dan gak bermaksud untuk kubarter. tapi aku punya juga yg terbitan Liris: https://www.goodreads.com/book/show/7923379

    kalau mau yg itu, boleh deh buat dea, aku carikan dulu ya di timbunanku :)

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Recent Pages

Recent Posts Widget