Jumat, 22 Mei 2015

Wool (Silo Trilogy #1)


Judul: Wool
Seri: Silo Trilogy #1
Pengarang: Hugh Howey
Penerbit: Noura Books (2014)
ISBN: 9786021606940
Jumlah Halaman: 732 halaman
Penerbitan Perdana: 2012
Literary Awards: Goodreads Choice Nominee for Best Science Fiction (2012), Bookworm Best Award for People's Pick (2013)



Lihat sinopsis
Di masa depan, dunia tidak lagi aman untuk para manusia. Bahkan, udara yang mereka hirup pun bisa mematikan. Umat manusia harus hidup dalam sebuah tempat bernama silo – bunker raksasa dengan ratusan lapis ke kedalaman bumi.

Holston, seorang sheriff dalam Silo, telah puluhan tahun bertugas. Namun, kematian istrinya yang menyisakan misteri membuatnya melakukan hal gila: mengajukan dirinya untuk mengikuti sebuah misi mematikan.

Juliette, mekanik andal yang hidup dalam lapis Silo terbawah, terpilih menduduki sebuah jabatan kosong di pemerintahan. Tanpa terduga, dari Silo atas itu, dia menemukan sebuah rahasia besar yang bisa menghancurkan Silo dan seluruh penghuninya.

Dua pahlawan Silo itu berbagi takdir yang sama – mencari jawaban atas misteri besar di dalam Silo. Beranikah mereka mencegah kehancuran Silo?

Setelah jenuh dengan tema distopia YA, Wool jadi *first dystopian novel* yang kubaca tahun ini. Memang terbukti kandungan tema dan isinya jatuh lebih berat, penuh intrik dan rahasia besar dunia Silo pasca kehancuran bumi. Tokoh-tokohnya juga bukan remaja belasan tahun, karakter utama perempuannya seorang mekanik senior dan calon Sheriff terpilih yang bertanggung jawab menjaga keamanan sebuah Silo berisi ribuan orang. Minim drama dan romantisme, lebih banyak narasi teknis dan world building Silo yang lumayan detail.

Pull the wool over everybody's eyes...


Saat awal membaca, satu pertanyaan yang terus-menerus terpikir dan membuatku penasaran, kenapa judul novel ini Wool? Maksudku, wool... itu maksudnya benang wol kan, yang dipintal dari bulu domba/kambing/biri-biri alias wedhus. Di awal cerita memang dibilang bahwa kain untuk membersihkan lensa kamera itu dari kain wol, tapi mosok cuma karena itu.  Sampai setengah buku lebih baru sedikit tercerahkan, dan setelah gooooogling, baru jelas artinya. Ternyata ini diambil dari sebuah idiom, yang artinya "to deceive someone in order to prevent them from knowing what you are really doing". Ooohhh... jadi maksudnya begituuu.... ngapusi, mbujuki, ngawadul, kebohongan publik....  ^^

Jadi ceritanya, jauh di masa depan, sekelompok orang tinggal dalam Silo bawah tanah. Keadaan ini sudah berlangsung ratusan tahun, bergenerasi-generasi, sampai-sampai tinggal di dalam Silo ini sudah menjadi kewajaran yang diterima umum begitu saja. Nah, yang dinamakan Silo ini jangan dipikir hanya sepuluh dua puluh lantai saja..., Silo di cerita ini turun ke bawah tanah hingga 120 lantai. Masing-masing lantai ada kegunaannya masing-masing, ada apartemen tempat tinggal, pasar, rumah sakit, sekolah, gedung pertunjukan, pusat pemerintahan, lantai-lantai mekanik (penghasil listrik dan penyedia life support) dan lantai-lantai server untuk orang IT. Bahkan ada lantai-lantai pertanian yang diterangi lampu-lampu tanaman dan dinutrisi oleh pekuburan di bawahnya. Di lantai paling atas ada kafetaria dan kantor Sherrif, yang langit-langitnya dibuat dari layar super besar yang mencitrakan gambaran langit dan lokasi permukaan tanah seputar Silo mereka. Gambaran ini didapat dari sekumpulan kamera yang terletak di luar Silo... yang jika kotor ya perlu dibersihkan.

Mereka semua ini hidup di dalam Silo karena udara bumi sudah sedemikian tercemarnya, hingga taraf mematikan.

Namun di Silo ini, nampaknya topik sejarah bukan sesuatu yang diajarkan bebas. Kapan mereka mulai tinggal di Silo, mengapa sampai mereka harus tinggal di Silo, bagaimana keadaan para manusia sebelum mereka harus tinggal di Silo.... tidak ada yang pernah mengetahui hal ini atau mempertanyakan hal ini, kecuali........





Alur novel ini terasa lambuaaaan di bagian Wool 1 dan Wool 2, lalu jadi sedikit lebih cepat dan lebih seru di bagian selanjutnya, saat rahasia-rahasia pelan-pelan terkuak. Dalam Wool 1, peran Sherrif Holston memang singkat tapi dalam singkatnya masa-masa sang Sherrif di permukaan bumi justru menjadi kick-off peristiwa-peristiwa selanjutnya dari buku bantal ini. Dalam Wool 2 - 5 tokoh utamanya berpindah ke Juliette. Seorang mekanik dari lantai terbawah Silo yang ditawari jabatan Sherrif di lantai teratas. Meskipun telah diangkat oleh Walikota dan deputi Sherrif yang lama, namun Juliette mendapat tentangan dari ketua bagian IT saat itu. Saat membaca aku lumayan penasaran, kenapa tampaknya bagian IT ini punya kekuasaan yang melebihi sang Walikota. Namun di bagian-bagian selanjutnya, rasa penasaran ini dijawab dan ternyata ada rahasia sangat besar di balik keadaan itu. Juliette secara tidak sengaja sudah tahu satu kebenaran di balik hukuman pembersihan. Dan saat ia menjadi Sherrif, tak disangka-sangka ia juga mampu mengerti arti penting data yang ditinggalkan Sherrif Holston. Maka mulailah plot untuk menyingkirkan Juliette... plot yang diyakini dilakukan demi keamaanan Silo.

Ceritanya berliku, penuh dengan narasi teknis, yang diterjemahkan dengan sangat teknis dan menggunakan EYD yang baik dan benar *kadang-kadang jadi berasa baca jurnal* XD . Maksudku, meskipun kerjaan di bagian IT juga, namun aku sudah sangat terbiasa menggunakan kata harddisk atau mouse, dan terakhir kalinya menggunakan kosa kata "cakram padat" dan "tetikus" itu hanya saat menulis thesis... hehehe... *mybad* :))  Karakter-karakternya digambarkan dengan sangat baik, dan semuanya tidak benar-benar baik atau benar-benar buruk. Si antagonis di cerita ini benar-benar percaya bahwa apa yang dilakukannya sungguh-sungguh demi kebaikan Silo mereka, jadi ya apa mau dikata, ini masalah perbedaan sudut pandang. Bahkan endingnya juga menurutku tidak sepenuhnya hepi-en-semuanya-beres-gak-ada-lagi-penjahat-dalam-silo-kita, tapi lebih cenderung penuh kompromi politis, mempertahankan dan menjalankan Silo yang memang tidak sempurna di dunia yang sudah jauh lebih tidak sempurna pula.

Great story, tapi butuh kesabaran ekstra untuk menikmatinya.

Jadi penasaran nunggu buku kedua dan ketiganya.... dari excerpts di akhir buku, tampaknya tidak akan meneruskan cerita di Silo ini ya, lebih menceritakan tentang asal muasal kehidupan di Silo.



Untuk edisi bahasa Indonesianya, untuk terjemahan sudah kukatakan di atas, sangat EYD yang baik dan benar. Terlepas dari istilah-istilah teknisnya, kalimat-kalimatnya cukup mengalir dan enak dinikmati. Aku tidak terlalu suka juga sinopsis versi bahasa Indonesianya ini. Kurang pas. "Dua pahlawan Silo itu berbagi takdir yang sama blablabla..." saat membacanya, kupikir Holston dan Juliette bakal bekerja bersama-sama menguak rahasia Silo itu. Ternyata Holston cuma diulas di Wool 1 trus mati sebelum halaman 50, Wool 2-5, hampir 700 halaman selanjutnya, sepenuhnya Juliette, dan Lukas dan Walker dan Peter dll. Lebih pas blurb singkat edisi Omnibus bahasa Inggrisnya.

Lalu tentang covernya... satu sisi aku suka penggambaran Silonya, jadi lebih mudah membayangkan tangga melingkar, border dan susuran tangganya dari ilustrasi di cover tersebut. Di sisi lain, aku juga suka cover edisi aslinya yang tidak menggambarkan apa-apa, namun menuliskan tag line yang sangat catchy dan sangat benar,
"If the lies don't kill you, the truth will." 

Karena ternyata demikianlah sebenarnya keadaan bumi, dan keadaan Silo yang sebenar-benarnya.


Tentang Wool dan Hugh Howey:

Kisah Wool awalnya diterbitkan secara independen oleh pengarangnya sejak tahun 2011. Setelah seri ini mendapatkan popularitas, lebih banyak seri yang diterbitkan hingga akhirnya lengkap 9 seri. Omnibus Wool ini berisi seri 1 - 5 (Wool, Proper Gauge, Casting Off, The Unraveling dan The Stranded). Omnibus selanjutnya adalah seri 6 - 8 Shift (First Shift: Legacy, Second Shift: Order dan Third Shift: Pact). Penutupnya adalah Dust yang terbit Agustus 2013 lalu. Ketiganya kemudian disebut Silo Trilogy.

Tahun 2012, Hugh Howey akhirnya menandatangani kontrak dengan penerbit Simon and Schuster untuk mendistribusikan printed books Wool di US dan Canada, namun tetap berkeras memegang hak ebook-nya untuk dijual online secara eksklusif.

Selain Silo Trilogy, Howey ternyata juga sudah menulis banyak novel dan novela, sebagian besar tentang Scifi dan Zombie, termasuk serinya yang lain The Bern Saga dengan tokohnya Molly Fyde, yang juga sangat populer.

More about Hugh Howey and Silo Trilogy at Wikipedia.
Hugh Howey talking about self-publishing at IndiePubChat.com.




https://www.goodreads.com/review/show/1277271580

2 komentar:

  1. nice review, mbak Cindy. Aku mau beli tapi kayanya alamat perlu sabar saat baca karena alur awalnya lamban.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya awalnya rada lambat dan bikin mikir "cerita apaan sih ini.." tapi setelah masuk wool 3 baru ngeh dan dapet seru-serunya. *sabaaar*

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Recent Pages

Recent Posts Widget