Selasa, 21 Januari 2014

The Cuckoo's Calling


Judul: The Cuckoo's Calling - Dekut Burung Kukuk
Judul Asli: The Cuckoo's Calling
Seri: Cormoran Strike #1
Pengarang: Robert Galbraith
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2013)
ISBN: 978-602-03-0062-7
Jumlah Halaman: 520 halaman
Penerbitan Perdana: 2013



Why were you born when the snow was falling?
You should have come to the cuckoo’s calling,
Or when grapes are green in the cluster,
Or, at least, when lithe swallows muster
      For their far off flying
      From summer dying.
Why did you die when the lambs were cropping?
You should have died at the apples’ dropping,
When the grasshopper comes to trouble,
And the wheat-fields are sodden stubble,
    And all winds go sighing
    For sweet things dying.
(Christina Rossetti, A Dirge, 1865)

Cuckoo's calling berarti awal musim semi, saat burung kukuk jantan berkicau memanggil betinanya. Saat penuh pengharapan akan kehidupan baru yang lebih baik, lepas dari musim dingin yang keras. Namun puisi yang berjudul A Dirge yang ditulis di awal novel ini berarti kurang lebih adalah lagu sedih (lament) untuk mengingat seseorang yang meninggal terlalu muda.




Cuckoo dalam novel adalah nama panggilan kesayangan Lula Landry, seorang super model muda yang tewas jatuh dari kamarnya di lantai tiga sebuah gedung apartemen mewah. Polisi menyatakan kejadian ini murni bunuh diri, namun kakak korban, John Bristow, tidak mempercayainya. Bristow kemudian menghubungi Cormoran Strike, teman adiknya yang lain, Charlie Bristow, yang meninggal saat masih bocah. Cormoran ini adalah bekas tentara tapi beralih profesi menjadi seorang detektif partikelir yang sedang tidak beruntung, berpisah dari kekasihnya, bangkrut, dan bahkan tidak punya rumah hingga harus tidur di kantor. Di saat Bristow menemui Cormoran di kantor mungilnya, Cormoran kebetulan sedang dibantu seorang sekretaris temporer bernama Robin Ellacot (yup, Cuckoo, Cormoran dan Robin. untung gak ada tokoh yang namanya Blekok atau Emprit ya #plak). Pertemuan Cormoran dan Robin yang diawali dengan kejadian yang sedikit memalukan membuat hubungan keduanya sangat formal, namun Robin kemudian membuktikan bahwa dirinya sangat kompeten dan banyak membantu Cormoran dalam penyelidikan kasus ini.

US Edition Cover
Kasus bunuh diri Lula Landry itu sendiri dari luarnya tampak sangat gamblang. Model, bertengkar dengan kekasihnya, banyak minum alkohol, mungkin memakai naza, sedikit depresi, sendirian di kamarnya, jatuh, mati. Namun semakin dalam penyelidikan Cormoran, semakin banyak pula hal-hal kecil yang mengundang tanya. Mengapa Lula berganti baju sebelum bunuh diri. Siapa yang memberi tahu para paparazi bahwa penyanyi beken yang mereka tunggu tidak akan datang ke gedung apartemen tersebut malam itu. Siapa dua orang laki-laki yang tertangkap kamera pengawas lalu lintas berlari beberapa menit setelah kejadian. Mengapa siang sebelum kejadian, Lula berkeras menemui temannya di sebuah butik di pusat kota hanya untuk menghabiskan 15 menit bersamanya. Apa pentingnya sebuah jambangan bunga yang pecah tersenggol petugas polisi di lantai dua gedung apartemen. Pertanyaan-pertanyaan absurd dan tidak relevan yang tidak menarik minat polisi penyelidik, namun jika ditelusuri, ternyata daftar pertanyaan ini semakin panjang dan tidak terjawab.


Seperti kata blurb-nya, ini adalah novel detektif yang benar-benar novel detektif. Setelah membaca beberapa seri novel detektif modern seperti Jack Caffery atau Charlie Parker atau seri Millenium, aku merasa bahwa sisi gelap sang detektif dieksploitasi terlalu berlebihan, sehingga mengambil porsi ceritanya sendiri. Sedangkan untuk novel Cuckoo's Calling ini, latar belakang dan kisah detektif pelakunya diberikan dalam batas wajar hanya untuk memanusiakan karakter tersebut. Titik fokus cerita, tetap ada pada proses penyelidikan dan pemecahan kasus yang ada. Pembaca perlahan-lahan dibawa menyelidiki kematian Lula. Tidak ada momen kejar-kejaran seru, atau adegan baku tembak meregang nyawa, atau kejadian tegang yang bikin nafas tertahan sejenak (yaaahh... hampir tidak ada, kecuali pas adegan klimaks saat Cormoran dengan pd-nya menjebak si penjahat tanpa rencana cadangan apapun! *konyol* *jadi pengen toyor Cormoran*).


Selain tokoh Cormoran dan Robin, sekian banyak tokoh lain juga bersliweran keluar masuk panggung penyelidikan ini. Sebut saja Rochelle, seorang gadis yang sama sekali berbeda nasib dan jalan hidupnya, namun tetap mendapat tempat di hati Lula karena kesetiaannya. Tokoh ini sedikit klise karakter cerita detektif, seorang yang tahu terlalu banyak tapi enggan membantu si penyelidik dan menggunakan pengetahuannya demi dirinya sendiri. Pasangan Bestigui yang menempati lantai pertama apartemen, sang istri mengaku melihat seseorang ada bersama Lula saat ia jatuh. Ada pula Guy Somé, seorang perancang busana yang, tak disangka-sangka, ternyata benar-benar menyayangi Lula sepenuh hati. Lalu Evan Duffield -kekasih Lula, Ciara Porter -model teman baik Lula, Debby Macc -si rapper yang harusnya menginap di lantai dua apartemen, Derrick Wilson -si satpam apartemen, Kieran Kolovas-Jones -si sopir, Tony Landry -paman Lula yang sedang di luar kota saat kejadian, Alison -si sekretaris genit, semuanya memegang satu fakta kecil yang harus digali dan dipikirkan tempatnya dalam pemecahan kasus ini. Semua proses penyelidikan dilakukan dengan tenang dan hati-hati. Seperti kucing yang dengan rajinnya membongkar dan membalik tiap potong batu untuk melihat apa yang ada di baliknya, Cormoran Strike dengan gigih menemukan dan menanyai tiap saksi, menemukan tiap keping bukti dan menyusunnya seperti potongan-potongan puzzle yang akhirnya menampilkan wajah sang pembunuh kronis dan motifnya.

Misterinya sediiikit tertebak (sejak penemuan foto si tentara itu lo...) tapi tidak mengurangi kenikmatan membacanya. Aku suka sekali tipe cerita detektif seperti ini, mengingatkanku pada novel-novel Agatha Christie atau novel detektif klasik lainnya.

Dan tentu saja, kemampuan JKR dalam membaurkan detail-detail cerita yang sangat kusukai dalam seri HP hadir kembali di sini, walau dalam nada dan rasa yang berbeda. Luv it. Yang lebih kusukai lagi adalah, judul novel ini. Setelah tamat membacanya, baru kusadari, oh... ternyata judul yang dipakai mengandung makna yang sangat penting bagi pemecahan kasus ini.
no.spoiler.please. -__-


Berbeda dengan Lula Landry yang di awal membuka kisah dengan puisi ratapan karena mati muda, di akhir novel ini, Cormoran menutupnya dengan mengingat sebuah puisi lain. Sebuah sajak yang mengisyaratkan bahwa ia akan terus hidup dan berusaha sebaik mungkin, menikmati manis dan pahitnya kehidupan. Hingga akhir.
Aku menjelma sebaris nama...
I cannot rest from travel; I will drink
Life to the lees. All times I have enjoyed
Greatly, have suffered greatly, both with those
That loved me, and alone; on shore, and when
Through scudding drifts the rainy Hyades -
Vext the dim sea. I am become a name;
(Alfred Tennyson, Ulysses)





Catatan tentang Robert Galbraith:

Rowling wrote The Cuckoo's Calling 
under the pen name Robert Galbraith
Seperti yang telah banyak diketahui orang, Robert Galbraith tidaklah lain dari J.K. Rowling, si ibu dari seri Harry Potter yang telah menyihir puluhan juta penggemar novel fantasi. Setelah menerbitkan novel The Casual Vacancy, JKR berniat menulis sebuah seri novel detektif, namun (awalnya) tidak mau tokohnya ini dikaitkan atau dibandingkan dengan tokoh-tokoh seri sebelumnya. Dipakailah sebuah nama pena Robert Galbraith.

Namun apa mau dikata, fakta ini bocor akibat sebuah kicauan twitter dari seseorang yang secara tidak langsung berhubungan dengan kantor pengacara Rowling. Kantor pengacara ini kemudian meminta maaf secara publik atas kelalaian ini dan membayarkan sejumlah besar uang ganti rugi, yang kemudian disalurkan sepenuhnya kepada organisasi nirlaba The Soldiers' Charity sebagai penghargaan Rowling kepada para tentara dan keluarga mereka. Baca lebih lanjut tentang kasus ini di sini.





https://www.goodreads.com/review/show/815561024

2 komentar:

  1. "Aku merasa bahwa sisi gelap sang detektif dieksploitasi terlalu berlebihan, sehingga mengambil porsi ceritanya sendiri."

    SETUJU!

    Cormoran itu harusnya kerja, wawancara para saksi, nyelidikin kasus, eh dia malah galau, gundah dan gulana sama masalah mantan tunangannya. Geregetan jadinya! :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih, tp msh mending drpd charlie parker atau jack caffery. Kl yg itu, kyknya setengah buku buat ngurusin detektifnya sendiri #hiperbolik :p

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Recent Pages

Recent Posts Widget