31 Desember 2014.
Gak terasa besok kita sudah memasuki tahun yang baru, membuka lembaran kalender yang baru dan mungkin membuat janji-janji baru dan mengikutin tantangan-tantangan baru. Namun sebelum itu semua, menjalani hari terakhir tahun 2014 aku ingin memposting sebuah catatan penutup tahun untuk meringkas perjalananku tahun ini, terkait dengan kegiatan baca-membaca dan review-menreview yang jadi nafas blog readbetweenpages ini dan saudara kembarnya, akun GoodReads milikku.
GoodReads Reading Challenge
Yang pertama adalah 2014 Goodreads Reading Challenge yang kuikuti. Ini adalah challenge yang hanya mentrack jumlah buku yang kubaca. Awalnya aku memasukkan target 99 buku, dengan perhitungan ada beberapa buku bantal-sebantal-bantalnya dalam timbunanku yang ingin kubaca. Tapi di bulan Juli target ini telah terlampaui -tentu dengan buku bantalnya masih anteng di timbunan- sehingga jumlah target bacanya ku-update menjadi 162 buah. Meskipun beberapa bulan terakhir, nafsu membacaku menurun, untunglah di akhir tahun ini target itu dapat sedikit terlampaui. Total tercatat ada 168 buku yang berhasil kuselesaikan. Namun demikian, tetap saja... buku bantalnya masih anteng di timbunan!!
Melihat catatan GoodReads di atas, mayoritas buku yang kubaca kuberi rating 3 dan 4. Delapan buah buku mampu merebut 5 rating dariku, dan (hanya) satu yang kuanggap benar-benar parah sampai kuhadiahi 1 bintang.
BBI Review Challenge
Selain membaca, aku juga mengikuti tantangan mereview buku yang diadakan BBI. Level yang kuikuti adalah Excessive Reviewer (46 - 75 Review), dengan perhitungan aku harus menulis minimal satu review tiap minggunya, sehingga setahun paling tidak ada 52 review. Syukurlah sampai akhir tahun aku bisa sedikit melampaui target, yaitu 79 review buku yang berhasil kucatatkan dalam postingan blog-ku ini. Tapi jika dibandingkan dengan jumlah buku yang telah kubaca, jumlah review ini bahkan tidak sampai setengahnya. Janji ah, tahun depan musti lebih rajin lagi menulisnya!
Lihat daftar buku yang ku-review
Posting Bareng BBI
Kegiatan lain yang dilakukan BBI adalah baca bareng dan posting bareng dengan tema-tema berbeda tiap bulannya. Untuk wrap-up challenge ini kelihatannya akan dilakukan posting bersama di bulan Januari 2015 nanti.
New Author dan Lucky No.14 Reading Challenge.
Selain kedua tantangan membaca dan menulis review di atas, aku juga mengikuti dua buah RC lainnya, yaitu New Author Reading Challenge yang diadakan Ren's Little Corner dan Lucky No. 14 Reading Challenge yang diadakan Books to Share. Untuk kedua RC ini, masing-masing hasilnya dapat dilihat dalam postingan NARC Wrap-up dan Lucky 14 Wrap-up.
Menutup catatan ini, aku telah mengingat-ingat beberapa hal yang sangat (dan sangat tidak) kusukai tahun ini. Kumulai dari cover, lalu karakter dan tentu saja buku favoritku.
7 Ilustrasi Cover Buku Paling Kusukai Tahun Ini:
7 Ilustrasi Cover Buku Paling Kusukai Tahun Ini:
dan 1 yang paling tidak kusukai:
Ya ampun ini buku salah satu buku favoritku dari pengarang favoritku pula, tapi kenapa juga covernya seperti itu. Udah ilustrasinya sok horor tapi gak ada hubungannya dengan ceritanya , masih pakai acara covernya bolong -serupa lubang kunci- gitu. Gak nakutin malah menjengkelkan, covernya kan jadi mudah terlipat.
7 Karakter dalam Novel Paling Kusukai Tahun Ini:
Sebuah novel tentu saja tak dapat dipisahkan dari karakter-karakter yang menjalaninya. Berikut ini daftar 7 nama karakter fiksi yang paling memorable bagiku di tahun ini:
Evanjalin (Finnikin of the Rock)
tokoh cewek cerita fantasi yang bukan cuma cerdas dan gahar, tapi juga paling teguh kekuatan hati dan niatnya. Sementara Finnikin yang jadi tokoh utama novel ini juga mengagumkan, tapi dia dibesarkan sebagai diplomat, sedangkan Evanjalin, jelas punya segala yang diperlukan untuk menjadi penguasa dan pemimpin (termasuk ketegaan hati dan kelicikan). ^^V
Anthony Lockwood (Lockwood &Co. - Screaming Staircase)
Anthony Lockwood mencuri perhatianku saat ia sepertinya membiarkan timnya mengambil resiko demi alasan-alasan tertentu, namun sebenarrnya ia telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi mereka.
Cormoran Strike (Cuckoo's Calling / Silkworm)
tokoh detektif partikelir yang bersaudara dengan Harry Potter ini telah dua kali membuktikan kemampuannya tahun ini. Aku suka karakterisasinya yang tergambarkan berlapis-lapis.
Kang Chae Yoon (Deep Rooted Tree)
satu lagi tokoh detektif dari era yang berbeda. Seorang pengawal rendahan di jaman pemerintahan Raja Sejong dari Korea namun mampu membuka tabir pembunuhan berantai yang terjadi saat Sang Raja sedang mengambil langkah paling drastis dan menentukan dalam sejarah Korea modern.
Minnie Jackson (The Help)
tokoh pembantu kulit hitam bermulut paling lancang dan berkelakuan paling.... *ngakak dulu*. Duh aku sampai sekarang tetap gak bisa melupakan pie coklat buatannya #huek
Jeng Yah (Gadis Kretek)
ada satu adegan dalam buku ini yang membuatku sulit melupakan tokoh Jeng Yah ini, yaitu saat ia meradang di pernikahan (bekas) kekasihnya. Saat semua orang mengira ia marah karena ditinggal menikah, tapi nanti ternyata diceritakan bahwa ia ternyata lebih patah hati karena mendapati bahwa resep rahasia racikan rokoknya telah ikut dicuri.
Allan Karlsson (The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of the Window and Disappeared)
tokoh kakek-kakek yang paling tak terlupakan....
dan 1 grup karakter paling kompak dan keren:
Trio Septimus-Jenna-Beetle (Darke / Fyre)
Tiga karakter ini benar-benar bikin kangen, apalagi setelah tamatnya ke-7 buku yang juga bikin kangen. Meskipun Septimus dianggap tokoh utama seri ini, ketiganya masing-masing punya peran yang sangat jelas dan penting, dan terlebih dari itu, persahabatan mereka bisa dirasakan benar-benar hangat dan tulus.
7 Buku Paling Kusukai Tahun ini:
Aku merasa sangat beruntung di tahun ini dapat berkenalan dengan beberapa pengarang yang karyanya baru pertama kali kubaca, namun langsung membuatku mengikrarkan dirinya jadi penulis-penulis favoritku, di antaranya adalah John Green (TFiOS, Looking for Alaska, Abundance of Katherine, and so on), Remy Sylado (Malaikat Lereng Tidar, Ca Bau Kan, dst) dan Agustinus Wibowo (Garis Batas, Titik Nol dan Selimut Debu). Ada pula nama lama rasa baru seperti Robert Galbraith a.k.a JK Rowling yang menelurkan seri Cormoran Strike.
Berikut 7 buku fiksi dan non fiksi yang paling kusukai tahun ini.
Finnikin of the Rock - Melina Marchetta
fiksi fantasi yang punya segalanya yang kuinginkan dari sebuah fiksi fantasi, ditambah alur yang mengalir tenang dan karakter-karakter yang memorable.
Darke - Angie Sage
buku ke-6 dari seri Septimus Heap yang menurutku yang paling 'meledak', baik dari segi ceritanya, maupun dari segi pengembangan karakter-karakternya.
Looking for Alaska - John Green
daripada TFiOS aku jauh lebih suka novel yang ini. Kisahnya sama tragisnya namun entah bagaimana tidak mendayu-dayu dan membuatku berlinangan air mata seperti kisah kehidupan Hazel Grace dan Augustus Waters.
The Help - Kathryn Stockett
kisah perjuangan wanita-wanita, kulit hitam dan kulit putih di masa-masa akhir pemisahan ras di Amerika. Sementara versi film layar lebarnya telah diganjar banyak Piala Oscar, aku merasa versi bukunya lebih apik dan terasa detail-detailnya.
Malaikat Lereng Tidar - Remy Silado
ini sebenarnya kisah cinta sederhana, namun pilihan diksi, puisi-puisi dan latar belakang sejarahnya membuatku amat sangat meyukainya.
Garis Batas - Agustinus Wibowo
aku terhitung jarang membaca buku kisah perjalanan, namun ini bukan buku perjalanan turis biasa. Kisah Agustinus Wibowo mengunjungi negeri-negeri Asia Tengah pecahan Uni Soviet luar biasa menyoroti kondisi sosial budaya politik dari tiap tempat yang didatanginya.
The Cuckoo's Calling - Robert Galbraith
baik novel ini maupun seri keduanya, The Silkworm, sama-sama jadi novel detektif favoritku tahun ini. Tapi jika harus memilih satu di antaranya, aku lebih memilih kasus pertama yang menorehkan nama Cormoran Strike di dunia crime-fiction. Gaya penulisannya menurutku jauh lebih mendekati versi modern Agatha Christie daripada novel The Monogram Murders yang memunculkan kembali tokoh Hercule Poirot itu.
dan 1 under-radar hidden-jewel:
All You Need is Kill - Hiroshi Sakurazaka
meskipun sangat sering membaca novel fantasi, tapi novel-novel sci-fi masih merupakan daerah baru untukku. Beruntung di tahun ini aku bergabung dengan grup Sci-fi Indonesia di GoodReads dan beberapa buku yang jadi pilihan buku baca bareng telah membuka genre baru di depan mataku. All You Need is Kill ini salah satunya.
Novel genre military sci-fi dari negeri Jepang ini sangat asyik diikuti, punya premis yang sama sekali gak biasa, karakter-karakter tough yang "sangat menyedihkan", alur cerita penuh aksi dan ending yang meledak. Telah difilmkan di Hollywood pertengahan tahun ini dengan judul Edge of Tomorrow (yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Emily Blunt), tapi novelnya kurasa jauh-jauh-jauh lebih bagus, dan dengan ending yang jauh lebih realistis meskipun tragis *yah apalah artinya ending ala jepun jika tidak super duper tragis*.
Itulah catatan penutupku di penghujung tahun 2014 ini. Terima kasih teman-teman GoodReads dan BBI semua yang telah menemaniku membaca, memperkenalkan genre-genre baru, pengarang-pengarang baru dan buku-buku yang telah membuatkan menangis tertawa sepanjang tahun ini. Terima kasih untuk event-event serunya, RC-RCnya, giveaway-giveaway dan buntelan-buntelannya. Terima kasih untuk obrolan serunya di GoodReads, blog dan grup WA. Terima kasih untuk semua yang sudah mampir mengunjungi blog ini dan semua comment-nya di akun GR maupun di blogku ini. Semoga tahun depan semakin banyak buku yang bisa menambah pengalaman membacaku,
Selamat menyambut tahun baru 2015 semuaaaa.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar